ABSTRAK Muhammad Maulana Ibrahim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Maulana Ibrahim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN_Muhammad Maulana Ibrahim.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Dunia tumbuh dengan kebutuhan energi yang terus meningkat, pada umumnya listrik yang dipasok ke sektor komersial yang meliputi hotel, mall, sekolah, rumah sakit dan lain sejenisnya berasal dari PLN. Sebagian besar listrik PLN yang dihasilkan berasal dari PLTU yang menggunakan batu bara sebagai bahan utama. Untuk menjangkau energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan murah sesuai dengan Global Goals maka penelitian ini akan merancang sebuah sistem tata udara pada suatu bangunan hotel dikarenakan sekitar 65% energi listrik yang digunakan dalam sebuah bangunan hotel adalah pada sistem tata udara.
Hasil estimasi beban pendinginan pada bangunan hotel adalah 1397,5 kW untuk beban puncak dan 195,7 kW beban minimumnya. Beban sudah dibandingkan dengan standar yang ada di mana beban berada pada kondisi yang dapat diterima di antara rendah (Lo) dan rata-rata (Av). Beban puncak tersebut digunakan dalam memilih sistem dan peralatan pada sistem tata udara. Dalam perancangan ini akan dibandingkan beberapa parameter terkait chiller dengan debit konstan (alternatif 1), chiller dengan debit bervariasi (alternatif 2), chiller dengan bantalan magnet (alternatif 3) dan mesin variable refrigerant flow (VRF) (alternatif 4).
Dari hasil perhitungan, diperoleh chiller debit bervariasi yang disebut alternatif 2 memiliki Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang paling rendah yaitu sebesar 154,44 kWh/m2 yang berkategori hemat. Alternatif 2 juga memiliki total life cycle cost paling baik dibandingkan dengan alternatif lainnya yaitu sebesar Rp.46.082.076.471,00. Sehingga dalam perancangan sistem tata udara bangunan hotel di Batam alternatif 2 adalah pilihan terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya.