digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - M.Wahayu Prasetyamulia R
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Masa transisi energi yang lebih bersih sudah mulai banyak dilakukan oleh negara maju. Penggunaan gas alam sebagai pembangkit listrik kini mulai digunakan sebagai alternatif penggunaan batu bara. Penggunaan gas alam dianggap lebih bersih karena pembakaran yang terjadi hanya menghasilkan satu per sepeluh dari emisi total yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara. Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah karena tingkat konsumsi gas alam di Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan tingkat produksinya. Cadangan yang melimpah tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi negara, salah satu caranya adalah kegiatan ekspor gas alam. Kegiatan ekspor gas alam tentunya perlu didukung oleh infrastruktur yang aman dan efisien. Salah satu infrastruktur pendukung yang sampai saat ini dianggap aman, murah, efektif, dan efisien yaitu pipa bawah laut. Pipa bawah laut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekspor gas alam yang nantinya akan memberikan banyak manfaat bagi negara. Pada tugas akhir ini, pipa gas bawah laut sepanjang 193 km direncanakan digelar dari Kuala Tungkal sampai Panaran untuk dapat menyalurkan gas alam yang akan disalurkan ke Singapura. Perencanaan penggelaran pipa bawah laut terdiri dari beberapa proses desain dan analisis yang bersifat sistematis serta mengacu pada standar internasional yang berlaku, yaitu pengolahan data lingkungan, analisis tebal dinding lapisan baja, analisis on-bottom stability, analisis instalasi, dan analisis bentang bebas. Pengolahan data lingkungan dilakukan untuk mendapatkan nilai data lingkungan desain dengan periode ulang tertentu sesuai dengan lokasi rencana pipa akan digelar. Hasil pengolahan data lingkungan terbagi menjadi lima zona berdasarkan kemiripan datanya. Hasil pengolahan data lingkungan yang telah dikelompokkan akan menjadi data input untuk keperluan desain dan analisis selanjutnya. Analisis tebal lapisan baja yang dilakukan mengacu pada standar DNV-ST-F101 dan ASME B31.8 serta disesuaikan dengan katalog API 5L . Pada analisis tebal lapisan baja, didapatkan nilai tebal lapisan baja sebesar 12.7 mm. Analisis kestabilan dan desain tebal lapisan beton yang dilakukan mengacu pada standar DNV-RP-F109. Pada analisis kestabilan dan desain tebal lapisan beton, didapatkan nilai tebal lapisan beton sebesar 40 mm. Analisis instalasi metode S-Lay yang dilakukan mengacu pada standar DNV-ST-F101. Pada analisis instalasi, didapatkan konfigurasi posisi dari roller dan stinger yang sesuai agar pipa bawah laut tidak mengalami kegagalan saat proses instalasi. Analisis bentang bebas yang dilakukan mengacu pada standar DNV-RP-F105. Pada analisis tersebut, didapatkan nilai panjang bentang bebas yang diizinkan pada zona 1 sepanjang 15.8 m.