digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Komitmen pemerintah dalam mengurangi pengangguran direfleksikan dalam keputusan signifikan yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, industri, dunia usaha, dan masyarakat. Meskipun ratusan inkubator berbasis teknologi telah didirikan secara sporadis di seluruh Indonesia, namun program-program tersebut tidak memiliki program yang tepat sasaran, terukur, dan terstruktur serta berdampak signifikan. Fokusnya terutama pada ketersediaan fasilitas dibandingkan pengembangan program yang komprehensif. Akibatnya, banyak startup yang mengalami kegagalan selama masa inkubasi sehingga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas program inkubator tersebut. Kajian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan perguruan tinggi untuk berfungsi tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi juga sebagai orkestrator nilai dan pusat kegiatan untuk menumbuhkan kewirausahaan dan inovasi berbasis teknologi. Inkubator bisnis berbasis teknologi diakui sebagai katalis utama pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Namun, tantangannya terletak pada pengintegrasian prinsip-prinsip ilmu servis modern secara efektif untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas dukungan yang diberikan kepada startup. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada perguruan tinggi yang mengelola inkubator bisnis berbasis teknologi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan ilmu layanan. Kerangka kerja kolaboratif multidisiplin ini mengintegrasikan strategi bisnis, teknologi, ilmu keputusan, negosiasi, dan kompetensi layanan untuk meningkatkan pemberian layanan yang sinergis dan inovasi di antara seluruh pemangku kepentingan. Studi ini membahas kurangnya penerapan teknik ilmu servis yang terintegrasi dalam model inkubator bisnis berbasis teknologi saat ini di universitas-universitas di Indonesia, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian yang melibatkan banyak universitas dan startup. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dengan tinjauan komprehensif terhadap literatur terkini tentang model inkubasi bisnis berbasis teknologi, pengambilan keputusan, ilmu layanan, dan manajemen teknologi. Pendekatan metode campuran memberikan gambaran yang jelas, dengan studi kasus kualitatif eksploratif pada inkubator universitas tertentu di Indonesiadilengkapi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Hubungan simultan yang berlaku pada inkubator bisnis berbasis teknologi sebagai value orkestrator menunjukkan bahwa tahapan co-experience, co-definition, co-elevation, dan co- development memerlukan sinergi kolaboratif yang berkesinambungan dalam mengelola proses keterlibatan, model internal bersama, kolaborasi, dan pemberdayaan selama inkubasi. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan pendekatan ilmu servis dapat meningkatkan kompetensi layanan inkubator bisnis berbasis teknologi, memungkinkan mereka memberikan layanan dari perspektif logika dominan layanan. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan sistem pemberian layanan, menumbuhkan inovasi, keterampilan komunikasi dan negosiasi, kemampuan mengambil keputusan, dan tingkat keberhasilan startup. Studi ini mengungkapkan bahwa prosedur inkubasi yang ada saat ini tidak sepenuhnya memanfaatkan potensi teknologi dan metodologi manajemen layanan yang ada. Tujuan utama proyek ini adalah mengembangkan model inkubasi bisnis berbasis teknologi yang terukur, dapat direproduksi, dan dioptimalkan. Model ini dapat diterapkan di universitas-universitas di seluruh Indonesia dan berpotensi diadaptasi untuk penerapan global. Studi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap bidang akademik dengan memperkenalkan pendekatan baru untuk mengintegrasikan konsep ilmu servis ke dalam manajemen inkubator berbasis teknologi. Hal ini memberikan perspektif baru dalam meningkatkan dan memperkuat ekosistem pendukung kewirausahaan di lembaga pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memajukan pemahaman teoritis dan implementasi praktis ilmu servis dalam inkubasi teknologi. Hal ini juga berupaya untuk menawarkan rekomendasi berbasis bukti untuk meningkatkan keterlibatan universitas dalam sistem inovasi nasional, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pembuatan kebijakan.