Objek analisis pada penelitian ini adalah struktur transom dari bogie frame kereta
cepat buatan Indonesia. Saat ini pengembangan kereta cepat tersebut telah melewati fase
desain konseptual dan direncanakan untuk segera masuk ke fase produksi. Untuk
memastikan keberhasilan produksi komponen-komponen kereta cepat, aspek
manufacturability dan assemblability harus dianalisis berdasarkan desain terlebih dahulu
untuk mencegah kerugian yang tidak diinginkan pada fase produksi. Metode analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah design for manufacture and assembly (DFMA) yang
berisikan pedoman dalam proses manufaktur dan perakitan serta metode kuantifikasi untuk
mengukur kesulitan dan efisiensi dari kedua proses tersebut.
Analisis DFMA pada desain struktur transom dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu metode Lucas-Hull dan juga metode Boothroyd-Dewhurst. Keluaran dari
metode Lucas-Hull adalah berupa variabel efisiensi yaitu functional efficiency sebesar 100%,
handling ratio sebesar 1,59, dan assembly ratio sebesar 5,85. Di sisi lain, metode Boothroyd-
Dewhurst memiliki keluaran berupa nilai indeks DFA sebesar 22,60%. Nilai ini dianggap
sudah cukup efisien menurut metode Boothroyd-Dewhurst sehingga upaya perbaikan tidak
diperlukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa desain secara umum sudah efisien, kecuali
untuk assembly ratio yang masih di atas ambang batas. Namun, hal ini dapat dipahami
sebagai konsekuensi dari kebutuhan teknis dan keterbatasan teknologi saat ini.
Penelitian ini juga membahas mengenai perbandingan kedua metode DFMA yang
digunakan untuk menganalisis efisiensi desain struktur transom. Hasil analisis menunjukkan
bahwa perbedaan utama antara kedua metode tersebut ada pada level informasi yang
diperlukan untuk analisis dan juga pada metodologi analisis yang digunakan. Metode Lucas-
Hull lebih cocok untuk diaplikasikan pada fase desain konseptual dari siklus hidup produk,
sedangkan metode Boothroyd-Dewhurst lebih cocok untuk diaplikasikan setelah desain
parametrik dari produk telah ditentukan dan diproduksi secara massal.