BAB 1 Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Rizky Ardiansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Peran energi baru terbarukan (EBT) semakin vital untuk mengurangi emisi global,
namun sebagian besar ketersediaan supply-nya dipengaruhi oleh waktu dan cuaca.
Oleh karenanya, media penyimpanan energi, seperti superkapasitor, perlu
digunakan untuk memastikan EBT dapat men-supply secara kontinu ke dalam
sistem kelistrikan nasional. Salah satu komponen superkapasitor adalah grafena,
yang merupakan material karbon dengan sifat elektrik dan mekanik yang unggul.
Namun, grafit yang merupakan material prekursor grafena, tidak banyak tersedia di
Indonesia sehingga diperlukan sumber material alternatif untuk memproduksi
grafena lokal. Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar.
Batubara berpotensi menjadi prekursor alternatif grafena via grafena oksida
tereduksi (reduced graphene oxide, RGO) karena kandungan karbonnya yang
tinggi. Oleh karenanya, penelitian ini berfokus untuk mempelajari karakteristik
RGO yang dihasilkan dari dua jenis batubara yang berbeda peringkatnya.
Percobaan dilakukan menggunakan batubara sub-bituminus (RCS) dan lignit
(RCL) yang dihaluskan hingga berukuran -200 mesh. Lalu, batubara dilindi
bertahap dengan 1 M HF dan 0,5 M HNO3, kemudian dilanjutkan karbonisasi pada
temperatur 800°C dengan laju pemanasan 5°C/menit dan waktu penahanan selama
2 jam, untuk menghasilkan carbonized clean coal (CCL, CCS). Sampel CCL dan
CCS lalu disintesis menjadi grafena oksida (GO) menggunakan metode Hummers
yang dimodifikasi (GOL, GOS). Lalu GO direduksi untuk memperoleh RGO
menggunakan asam askorbat dengan pemanasan cepat menggunakan microwave
selama 3 menit pada 1.000 Watt dengan variasi pH 7, 9 dan 11 (rGOL 7, rGOL 9
rGOL 11, rGOS 7, rGOS 9, rGOS 11). Lalu, sampel GO dan RGO difabrikasi
menjadi elektroda dan dilakukan uji cyclic voltammetry (CV) dan galvanostatic
charge discharge (GCD) dengan instrumen sistem tiga elektroda untuk mengetahui
kapasitansi spesifik elektroda. Sedangkan sampel RCL, RCS, CCL, CCS, GO,
RGO dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared spectroscopy
(FTIR), scanning electron microscope - energy dispersive spectroscopy (SEMEDS)
dan x-ray diffraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelindian dan karbonisasi secara
efektif menurunkan kandungan abu pada RCS dan RCL. Sampel GOL mengalami
oksidasi lebih tinggi dibandingkan GOS, dengan kandungan oksigen meningkat
5331%, menjadi 14,12 wt% dengan d(002) GOL sebesar 0,397 nm, dan kapasitansi
spesifik sebesar 156 F/g pada densitas arus 0,5 A/g. Sedangkan, GOS memiliki
kandungan oksigen 9,3 wt% atau hanya meningkat 621%, dengan d(002) sebesar
0,394 nm dan kapasitansi spesifik 136,73 F/g pada densitas arus 0,5 A/g. Proses
reduksi terbaik ditunjukkan oleh rGOS9 dan rGOL 9 dengan kapasitansi spesifik
sebesar 207,98 F/g dan 204,58 F/g pada densitas arus 0,5 A/g.