Minat masyarakat Indonesia terhadap perawatan kulit, khususnya untuk mengatasi masalah
penuaan, terus meningkat. Beberapa senyawa yang umumnya terdapat pada produk perawatan
kulit adalah niasinamida dan alfa tokoferol. Niasinamida memiliki kemampuan untuk mencegah
transfer melanosom ke keratinosit dan dapat meningkatkan produksi kolagen serta seramid pada
kulit, sedangkan alfa tokoferol berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah peroksidasi lipid.
Tantangan utama dalam penggunaan niasinamida adalah sifat hidrofilik yang menjadikan
niasinamida membutuhkan formulasi khusus agar dapat terpenetrasi ke lapisan basal pada
epidermis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi nanoemulsi yang
mengkombinasikan niasinamida dan alfa tokoferol, serta melakukan karakterisasi, uji antioksidan,
dan uji stabilitas pada nanoemulsi final. Peningkatan kelarutan niasinamida dilakukan dengan
menambahkan eksipien peningkat kelarutan yang bekerja dengan prinsip kosolvensi. Sediaan
nanoemulsi dipilih untuk memfasilitasi penetrasi zat aktif karena ukuran globulnya yang berukuran
kecil (50–200 nm) serta memiliki stabilitas kinetik yang tinggi. Proses penelitian meliputi penentuan
eksipien peningkat kelarutan niasinamida dalam fase minyak, optimasi formula, karakterisasi tipe
emulsi, pH, viskositas, ukuran globul, homogenitas, potensial zeta, serta pengujian aktivitas
antioksidan dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil) dan uji stabilitas. Formula nanoemulsi yang
dikembangkan mengandung 5% (b/v) niasinamida, 1% (b/v) alfa tokoferol; 1% (b/v) asam oleat;
3,5% (b/v) Tween 80®; 2,5% (b/v) propilen glikol; 4% (b/v) trigliserida kaprilat, dan akuades. Hasil
karakterisasi menunjukkan tipe emulsi minyak dalam air dengan pH 5,52 ± 0,02 dan viskositas 1,428
cps. Ukuran globul nanoemulsi yang diperoleh adalah 115,87 ± 2,19 nm dengan indeks
polidispersitas 0,296 ± 0,02, dan potensial zeta -18,65 ± 0,9 mV. Nanoemulsi memiliki aktivitas
antioksidan dengan persen inhibisi sebesar 68,02 ± 0,63%, serta stabil pada penyimpanan suhu
tinggi (40°C), tetapi tidak stabil pada uji stabilitas freeze-thaw.