digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Jasmine Afra Atsani
PUBLIC yana mulyana

Minat masyarakat Indonesia terhadap perawatan kulit, khususnya untuk mengatasi masalah penuaan, terus meningkat. Beberapa senyawa yang umumnya terdapat pada produk perawatan kulit adalah niasinamida dan alfa tokoferol. Niasinamida memiliki kemampuan untuk mencegah transfer melanosom ke keratinosit dan dapat meningkatkan produksi kolagen serta seramid pada kulit, sedangkan alfa tokoferol berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah peroksidasi lipid. Tantangan utama dalam penggunaan niasinamida adalah sifat hidrofilik yang menjadikan niasinamida membutuhkan formulasi khusus agar dapat terpenetrasi ke lapisan basal pada epidermis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi nanoemulsi yang mengkombinasikan niasinamida dan alfa tokoferol, serta melakukan karakterisasi, uji antioksidan, dan uji stabilitas pada nanoemulsi final. Peningkatan kelarutan niasinamida dilakukan dengan menambahkan eksipien peningkat kelarutan yang bekerja dengan prinsip kosolvensi. Sediaan nanoemulsi dipilih untuk memfasilitasi penetrasi zat aktif karena ukuran globulnya yang berukuran kecil (50–200 nm) serta memiliki stabilitas kinetik yang tinggi. Proses penelitian meliputi penentuan eksipien peningkat kelarutan niasinamida dalam fase minyak, optimasi formula, karakterisasi tipe emulsi, pH, viskositas, ukuran globul, homogenitas, potensial zeta, serta pengujian aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil) dan uji stabilitas. Formula nanoemulsi yang dikembangkan mengandung 5% (b/v) niasinamida, 1% (b/v) alfa tokoferol; 1% (b/v) asam oleat; 3,5% (b/v) Tween 80®; 2,5% (b/v) propilen glikol; 4% (b/v) trigliserida kaprilat, dan akuades. Hasil karakterisasi menunjukkan tipe emulsi minyak dalam air dengan pH 5,52 ± 0,02 dan viskositas 1,428 cps. Ukuran globul nanoemulsi yang diperoleh adalah 115,87 ± 2,19 nm dengan indeks polidispersitas 0,296 ± 0,02, dan potensial zeta -18,65 ± 0,9 mV. Nanoemulsi memiliki aktivitas antioksidan dengan persen inhibisi sebesar 68,02 ± 0,63%, serta stabil pada penyimpanan suhu tinggi (40°C), tetapi tidak stabil pada uji stabilitas freeze-thaw.