Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Kerajinan rotan merupakan komoditas unggulan terbesar di Kabupaten Cirebon.
Proses pembuatannya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga
manusia. Pekerjaan manual umumnya memiliki risiko ergonomis, salah satunya
adalah gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK). Studi awal pada unit usaha
rotan di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa 6 dari 10 pekerja mengalami
keluhan GOTRAK dengan risiko tinggi pada bagian tangan, lengan, bahu, dan
punggung bawah. Selain itu, stasiun kerja dalam produksi kerajinan rotan juga
dinilai kurang ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ergonomi,
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi GOTRAK, dan melakukan
intervensi ergonomis. Pekerjaan yang diamati meliputi potong, steam, ikat, rangka,
dan dekor. Metode yang digunakan untuk survei GOTRAK dan evaluasi ergonomi
mencakup kuesioner GOTRAK dan daftar periksa potensi bahaya ergonomi
berdasarkan SNI 9011:2021. Analisis statistik dengan uji chi-square digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi GOTRAK. Hasil
kuesioner GOTRAK dari 100 pekerja menunjukkan persentase keluhan risiko
tinggi pada beberapa bagian tubuh, yaitu leher (22%), siku (18%), lengan (34%),
tangan (63%), paha (9%), betis (18%), bahu (51%), punggung atas (22%),
punggung bawah (66%), pinggul (15%), lutut (17%), dan kaki (30%). Setelah
survei GOTRAK, evaluasi ergonomi dengan SNI 9011:2021 dilakukan pada
pekerjaan rotan dengan hasil skor untuk potong (16), steam (19,5), rangka (13), ikat
(13), dan dekor (15). Skor ini menunjukkan bahwa semua pekerjaan memerlukan
perbaikan. Analisis lebih lanjut mencakup pengamatan faktor-faktor GOTRAK
seperti jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, status merokok,
aktivitas fisik, dan stasiun kerja. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa hanya
faktor jenis kelamin, status merokok, dan stasiun kerja yang memiliki hubungan
signifikan dengan risiko GOTRAK. Intervensi ergonomi dilakukan dengan
mengaplikasikan prinsip desain kerja (work design) dan antropometri serta kontrol
administratif.