digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kerajinan rotan merupakan komoditas unggulan terbesar di Kabupaten Cirebon. Proses pembuatannya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan manual umumnya memiliki risiko ergonomis, salah satunya adalah gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK). Studi awal pada unit usaha rotan di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa 6 dari 10 pekerja mengalami keluhan GOTRAK dengan risiko tinggi pada bagian tangan, lengan, bahu, dan punggung bawah. Selain itu, stasiun kerja dalam produksi kerajinan rotan juga dinilai kurang ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ergonomi, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi GOTRAK, dan melakukan intervensi ergonomis. Pekerjaan yang diamati meliputi potong, steam, ikat, rangka, dan dekor. Metode yang digunakan untuk survei GOTRAK dan evaluasi ergonomi mencakup kuesioner GOTRAK dan daftar periksa potensi bahaya ergonomi berdasarkan SNI 9011:2021. Analisis statistik dengan uji chi-square digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi GOTRAK. Hasil kuesioner GOTRAK dari 100 pekerja menunjukkan persentase keluhan risiko tinggi pada beberapa bagian tubuh, yaitu leher (22%), siku (18%), lengan (34%), tangan (63%), paha (9%), betis (18%), bahu (51%), punggung atas (22%), punggung bawah (66%), pinggul (15%), lutut (17%), dan kaki (30%). Setelah survei GOTRAK, evaluasi ergonomi dengan SNI 9011:2021 dilakukan pada pekerjaan rotan dengan hasil skor untuk potong (16), steam (19,5), rangka (13), ikat (13), dan dekor (15). Skor ini menunjukkan bahwa semua pekerjaan memerlukan perbaikan. Analisis lebih lanjut mencakup pengamatan faktor-faktor GOTRAK seperti jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, status merokok, aktivitas fisik, dan stasiun kerja. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa hanya faktor jenis kelamin, status merokok, dan stasiun kerja yang memiliki hubungan signifikan dengan risiko GOTRAK. Intervensi ergonomi dilakukan dengan mengaplikasikan prinsip desain kerja (work design) dan antropometri serta kontrol administratif.