digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kecelakaan lalu lintas masih menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat Indonesia, dengan jalan tol mencatat tingkat kecelakaan tertinggi per kilometer. Karakteristik jalan tol yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh cenderung monoton, meningkatkan potensi terjadinya distraksi pengemudi yang telah terbukti pada penelitian sebelumnya sebagai salah satu faktor kritis penyebab kecelakaan di jalan tol. Sebagai salah satu pengelola jalan tol di Indonesia, Jasa Marga mengalami kerugian signifikan akibat tingginya angka kecelakaan, baik kerugian ekonomi maupun sosial. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan, metode pengumpulan data kecelakaan saat ini memiliki keterbatasan dalam menangkap perilaku dan karakteristik pengemudi secara akurat sebelum kecelakaan terjadi, sehingga upaya-upaya tersebut belum optimal. Penelitian ini menerapkan pendekatan naturalistic driving study untuk mengamati perilaku pengemudi di jalan tol Jakarta-Cikampek dan Cipularang. Enam partisipan direkrut dengan kendaraan mereka dilengkapi kamera dan sensor untuk merekam data mengemudi. Studi ini mengumpulkan data sepanjang total jarak 1.704,1 kilometer, dengan total waktu rekaman perjalanan 20 jam 19 menit dan 11 detik. Dari perjalanan partisipan, setiap situasi kritis dan aktivitas sekunder dicatat, untuk kemudian dihitung risiko situasi kritis akibat distraksi relatif terhadap berkendara normal menggunakan risk rate ratio. Hasil penelitian mengidentifikasi 755 kejadian kritis keselamatan dan 27 jenis aktivitas sekunder yang berpotensi menyebabkan distraksi pengemudi, dengan 20 di antaranya dapat dihitung risikonya. Aktivitas yang paling sering mengganggu adalah lirikan internal non- spesifik (27,54% kejadian) dan secondary task lain yang diketahui (19,99%), yang didominasi oleh kebiasaan pengemudi Indonesia dalam menggaruk atau memijat anggota tubuh. Aktivitas dengan peningkatan risiko kejadian kritis keselamatan tertinggi meliputi lirikan internal non-spesifik (risiko 3,53 kali lebih tinggi), menyisir/menyikat/merapikan rambut (2,81 kali lebih tinggi), dan berbicara/bernyanyi tanpa audiens yang diketahui (2,69 kali lebih tinggi). Berdasarkan temuan ini, telah dirumuskan usulan strategi untuk mengatasi distraksi pengemudi dan meningkatkan keselamatan berkendara di jalan tol Indonesia.