Penelitian ini mengkaji potensi limbah bunga pasca dekorasi sebagai material
untuk rancangan produk dekorasi dan interior. Hal ini merupakan respons dari
peningkatan jumlah timbulan sampah di Indonesia, yang didominasi oleh limbah
organik termasuk bunga. Perayaan seperti pernikahan, wisuda, dan ulang tahun
sering kali menyebabkan sejumlah limbah bunga yang signifikan setelah acara
berlangsung. Data menunjukkan bahwa dalam satu acara pernikahan, rata-rata
terdapat 151 ikat bunga dan daun, setara dengan 6 kg bunga segar yang kemudian
menjadi limbah. Setiap rangkaian bunga menggunakan media rangkai, seperti
floral foam, terbuat dari polistirena yang tidak dapat terurai secara alami. Floral
foam bersama dengan bunga menjadi limbah dekorasi yang menumpuk dan tidak
dapat terurai. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan pemanfaatan limbah
bunga sebagai media rangkai bunga pengganti floral foam yang ramah lingkungan.
Metode eksperimen dengan proses baking digunakan untuk mengolah limbah
bunga menjadi sebuah produk siap pakai. Hasil dari eksperimen ini menunjukkan
bahwa limbah bunga dengan rasio campuran perekat tapioka 3:1, serta tambahan
gliserol dan CMC dapat menjadi media untuk merangkai bunga yang memiliki
sifat hidrofilik. Penelitian ini mengidentifikasi potensi limbah bunga sebagai
alternatif material efektif untuk industri perangkai bunga. Dengan memanfaatkan
bahan organik dari limbah bunga, media rangkai ini dapat menjadi alternatif floral
foam yang ramah lingkungan.