digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini berfokus pada dampak literasi keuangan terhadap pengambilan keputusan konsumen di Indonesia, salah satu negara yang berkembang pesat namun menghadapi tantangan dalam mengembangkan pengetahuan keuangan. Penelitian ini mengukur tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia dengan menggunakan metode survei dan mengeksplorasi hubungan literasi keuangan dengan praktik keuangan seperti perencanaan anggaran, menabung, dan pengeluaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata, Indonesia memiliki literasi keuangan yang rendah, terutama dalam hal pemahaman dasar seperti suku bunga, inflasi, dan prinsip-prinsip investasi. Kekurangan pengetahuan ini berkontribusi pada perilaku keuangan yang buruk, termasuk perencanaan anggaran yang tidak memadai dan ketergantungan yang tinggi pada utang berbunga tinggi. Penelitian ini juga mempertimbangkan peran materialisme dalam pengambilan keputusan keuangan, menunjukkan bahwa nilai-nilai materialistik yang tinggi terkait dengan akumulasi barang dan simbol status; orang-orang lebih cenderung untuk mengeluarkan uang berlebihan dan kurang menabung, yang pada akhirnya berkontribusi pada ketidakstabilan keuangan yang lebih tinggi. Temuan ini mendukung gagasan bahwa mengatasi faktor budaya dan psikologis penting dalam pendidikan keuangan. Penelitian ini juga mengevaluasi potensi penggunaan metode digital dalam mempromosikan literasi keuangan, mengingat bahwa metode tersebut semakin mudah diakses. Namun, penerapan alat digital untuk pendidikan keuangan masih sangat awal di Indonesia karena tingkat literasi digital dan kesadaran yang rendah. Penelitian ini merekomendasikan untuk memusatkan perhatian pada program-program khusus yang menargetkan pendidikan keuangan sebagai bagian dari kurikulum sekolah, yang diintegrasikan dengan aktivitas pembelajaran praktis dan partisipatif. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta diharapkan bekerja sama dalam pendekatan untuk meningkatkan literasi keuangan. Di rekomendasikan akan ada dorongan untuk pengembangan produk dan layanan inklusif dari lembaga keuangan untuk memenuhi berbagai tingkat literasi keuangan, termasuk opsi untuk menyelenggarakan lokakarya tentang manajemen keuangan. Hal ini dapat lebih meningkatkan keterlibatan dan hasil pembelajaran yang disediakan oleh penggunaan aplikasi digital secara efektif dengan gamifikasi dan jalur pembelajaran yang dipersonalisasi.