digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Jasin Gumilar
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Perkembangan urbanisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap perubahan lingkungan perkotaan, termasuk peningkatan gaya hidup sedentery di kalangan masyarakat perkotaan. Gaya hidup ini ditandai dengan pola aktivitas pasif, seperti duduk dalam waktu lama dan melakukan kegiatan berdiam lainnya dengan minim pergerakan fisik, yang berimplikasi negatif terhadap kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Salah satu faktor yang memengaruhi tingkat aktivitas fisik masyarakat adalah bentuk dan kualitas lingkungan perkotaan yang mendukung pergerakan aktif, seperti aktivitas berjalan kaki, bersepeda, atau berolahraga. Kawasan Permukiman Pulo Geulis memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan aktif, karena lokasinya yang strategis di pusat kota dan karakteristik mobilitas yang dinamis. Namun, rendahnya kualitas fasilitas dan bentuk lingkungan perkotaan, seperti trotoar yang tidak memadai, ketidaktersediaan jalur sepeda, akses moda transportasi yang terbatas, serta kurangnya ruang terbuka publik, mengakibatkan masyarakat cenderung memilih aktivitas yang minim akan pergerakan dan lebih sering menggunakan kendaraan pribadi. Prinsip active design dapat menjadi respon dengan mendorong aktivitas fisik melalui penciptaan ruang kota yang terhubung, aman, inklusif, atraktif, dan berkelanjutan secara konteks pergerakan lokal. Penerapan prinsip desain aktif pada perancangan Kawasan Permukiman Pulo Geulis diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pergerakan aktif serta menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat dan mendukung kualitas hidup yang lebih baik.