PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) adalah perusahaan milik negara Indonesia yang dikenal
dengan produk tambangnya, seperti emas, nikel, alumina, perak, dan logam mulia lainnya.
Penjualan emas menyumbang 69% dari total penjualan ANTAM, sementara nikel menyumbang
27%. Dengan meningkatnya industri kendaraan listrik (EV), ANTAM berencana meningkatkan
produksi nikel sebagai bahan baku baterai EV, meskipun menghadapi tantangan harga nikel
yang rendah. Penelitian ini mengevaluasi nilai ANTAM dalam lima tahun ke depan
menggunakan pendekatan kuantitatif, termasuk analisis laporan keuangan, siaran pers,
dokumen publik, dan wawancara semi-terstruktur. Metode yang digunakan adalah analisis
PESTEL, penilaian intrinsik dengan Discounted Cash Flow (DCF) menggunakan Free Cash
Flow to Firm (FCFF), penilaian relatif, dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan
nilai intrinsik ANTAM adalah Rp. 1.704 per saham, melebihi harga pasar saat ini sebesar Rp.
1.360, menunjukkan potensi undervaluasi. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pendapatan
dan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah faktor kunci. Nilai intrinsik ANTAM jika fokus pada
emas adalah Rp. 1.236, nikel Rp. 884, dan kombinasi emas dan nikel Rp. 1.644. Rekomendasi
mencakup mempertimbangkan saham ANTAM untuk pertumbuhan jangka panjang, memantau
fluktuasi pendapatan dan HPP, serta memanfaatkan kondisi pasar. Manajemen ANTAM
sebaiknya fokus pada optimalisasi produksi, pengelolaan biaya, dan transparansi keuangan.
Pemangku kepentingan disarankan untuk tetap memperbarui informasi tentang kinerja dan tren
pasar, serta menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.