Abstrak - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Adhyasta Rifatzio Wardhanawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Jalur MRT Jakarta fase 3 tahap 1 membentang dari Kembangan, Jakarta Barat hingga Ujung Menteng, Jakarta Timur sepanjang 33,3 km. Proyek ini diusulkan sebagai solusi atas permasalahan mobilitas di Jakarta akibat tingginya arus keluar-masuk kendaraan dari daerah Bodetabek dan keterbatasan ruang di Jabodetabek. Dengan kapasitas dan frekuensi tinggi, MRT diharapkan dapat memecahkan masalah mobilitas tersebut.
Analisis ini mempertimbangkan dua aspek utama: potensi bahaya geologi dan aspek sosial. Potensi bahaya geologi meliputi delapan kriteria, yaitu litologi, kemiringan lereng, penurunan muka tanah, rawan banjir, kerentanan likuefaksi, kerentanan gerakan tanah, jarak dari sesar aktif, dan PGA. Sedangkan aspek sosial mencakup tiga kriteria: kepadatan penduduk, jarak dari transportasi umum, dan tata guna lahan.
Metode yang digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) melalui penilaian ahli untuk menentukan bobot dari setiap aspek dan kriteria. Data spasial dari setiap kriteria dianalisis dan dipetakan untuk memvisualisasikan daerah dengan potensi bahaya geologi tinggi serta kesesuaian manfaat sosial. Hasil dari kedua aspek tersebut digabungkan untuk menghasilkan peta kelayakan jalur MRT Jakarta Fase 3 Tahap 1.
Dari analisis, kriteria geologi yang paling berpengaruh adalah PGA dan jarak dari sesar aktif, dengan bobot masing-masing 19% dan 19,9%. Untuk aspek sosial, kepadatan penduduk adalah kriteria yang paling dominan dengan bobot 54,8%. Aspek bahaya geologi memiliki bobot sebesar 79,5%, sementara aspek sosial 20,5%. Pada zona sempadan 50 meter di sekitar jalur MRT, terdapat tiga zona kelayakan: tinggi (0,722 km² atau 21,67%), sedang (2,609 km² atau 78,33%), dan rendah (0 km² atau 0%).