Disertasi ini meneliti dampak influencer marketing terhadap niat pembelian produk fashion mewah palsu di Indonesia, dengan mengevaluasi kredibilitas influencer, keahlian, serta kesesuaian influencer dengan produk dan konsumen. Dengan menganalisis data dari 241 survei online menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), penelitian ini menemukan bahwa kesesuaian antara influencer dengan produk serta kesesuaian antara konsumen dengan influencer secara signifikan mempengaruhi niat pembelian. Temuan ini menyoroti pentingnya menyelaraskan citra influencer dengan produk palsu dan koneksi psikologis antara influencer dan konsumen. Penelitian ini menyarankan bahwa merek-merek mewah dan pihak regulator dapat menangani isu ini melalui kampanye edukasi konsumen dan pemilihan influencer yang cermat, serta mengajukan adanya regulasi untuk mencegah promosi yang tidak disengaja terhadap produk palsu, guna melindungi integritas merek dan kepentingan konsumen.