digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia sebagai negara produsen biodiesel terbesar didunia memerlukan cara untuk memvalorisasi produk samping industri biodiesel lebih efisien dengan kualitas yang lebih tinggi, salah satunya adalah produksi poligliserol dari gliserol hasil pemurnian crude glycerol. Produksi poligliserol skala industri di Indonesia belum pernah didirikan sehingga penelitian terkait produksi poligliserol secara efisien dan berkelanjutan harus diadakan agar suatu saat bisa ditingkatkan menjadi skala industri. Produksi poligliserol skala industri rata-rata menggunakan katalis KOH dan Na(OH)2 pada temperatur reaksi yang cukup tinggi. Perolehannya tidak begitu signifikan dan konversi gliserolnya juga rendah. Agar industri poligliserol yang suatu saat didirikan di Indonesia mampu bersaing dengan industri poligliserol di luar negeri maka dibutuhkannya penelitian yang mampu menggunakan bahan baku dan proses produksi yang ekonomis. Penelitian ini mengevaluasi aktivitas katalitik Katalis X, suatu katalis baru yang disintesis dari kalsium asetat monohidrat, gliserol, dan metanol untuk sintesis poligliserol dari gliserol. Karakterisasi Katalis X menggunakan FTIR menunjukkan adanya ikatan C-O, C-H, dan C-C. Namun, analisis XRD mengungkapkan bahwa Katalis X tidak identik dengan Kalsium Digliseroksida, yang merupakan salah satu tujuan awal dari penelitian ini. Katalis X terbukti mampu menghasilkan Poligliserol dengan konversi Gliserol maksimum 38,32% pada rasio katalis terhadap gliserol 1:25 dan waktu reaksi 8 jam. Selektivitas terhadap PG2, PG3, dan PG4+ berturut-turut adalah 27,47%, 6,87%, dan 1,07%. Memperpanjang waktu reaksi hingga 26,5 jam menghasilkan konversi gliserol yang lebih tinggi, namun tidak sesuai dengan tujuan awal penelitian. Dibandingkan dengan penggunaan KOH/DMSO, Katalis X membutuhkan temperatur dan waktu reaksi yang lebih lama. Namun, Katalis X menghasilkan poligliserol yang tidak hitam dan tidak berbau, yang merupakan keunggulan dibandingkan KOH/DMSO.