Lapangan Panas Bumi dominasi air merupakan salah satu lapangan panas bumi
penghasil listrik terbesar di Indonesia dengan kapasitas pembangkit listrik yang
terpasang di unit-A sebesar 55 MWe dan terdapat fasilitas injeksi brine dengan
kapasitas injeksi brine kumulatif di sumur-X sebesar 4.300 ton per jam. Migrasi
dari sistem injeksi hot brine ke sistem injeksi cold brine dalam mengelola cairan
pembuangan di lapangan panas bumi dominasi air untuk meminimalkan masalah
operasional pompa injeksi brine karena adanya banyak pengendapan silica sand
(SiO2) di sumur-X. Namun, upaya ini tampaknya tidak efektif karena skala laju
endapan sangat intensif.
Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kinerja pompa reinjeksi akibat
pengendapan kerak. Software Aspen HYSYS V11 digunakan untuk
mensimulasikan kinerja pompa reinjeksi dan analisis hidrolik. Data input yang
dibutuhkan untuk perhitungan adalah design temperature, design pressure, routing
pipa, tikungan, katup, dan elevasi pipa. Efek terhadap perubahan diameter impeler
dan diameter pipa akibat pengendapan kerak yang dievaluasi lebih mendalam.
Hasil simulasi berupa head 173,5-meter dari sistem pemompaan ini. Head yang
dihitung kemudian dibandingkan dengan head rancangan untuk mengevaluasi
kinerja pompa reinjeksi.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan temperature serta pressure baik di
inlet maupun outlet pipa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pompa tipe BB1-HSB API 610. Dimana pompa HSB API 610 (ISO 13709) tipe
BB1 adalah split aksial, single stage, horizontal force, and between bearing.
Dari hasil analisis penyebab terjadinya kebocoran dikarenakan adanya indikasi
rutin aliran turbulen di tikungan S-elbow sehingga mengakibatkan friction factor
yang berdampak laju erosi pada material selama 4 tahun terakhir. Kondisi tersebut
menyebabkan tingkat penipisan di elbow sebesar 4,16 mm/tahun.