digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penekanan yang semakin besar pada keberlanjutan di tingkat global telah berdampak signifikan pada bisnis di Indonesia, yang mengharuskan pergeseran menuju keselarasan dengan nilai-nilai keberlanjutan atau kepatuhan terhadap pedoman yang ditetapkan oleh kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Penelitian ini mengkaji nilai dari sebuah bisnis baru yang berorientasi pada keberlanjutan dengan fokus khusus pada bidang konsultasi dan pemberdayaan UMKM, yaitu Economic and Business Sustainability Institute (EBSI). Studi ini menangani tantangan bisnis kritis yang dihadapi oleh EBSI, termasuk pembentukan model pendapatan yang kuat, penentuan biaya modal, dan pelaksanaan penilaian bisnis. Berbagai kerangka teori digunakan, termasuk Porter’s 5 Forces, PESTLE, analisis SWOT, dan proyeksi keuangan. Analisis ini menyarankan agar EBSI mengadopsi model pendapatan multi-kanal melalui model bisnis perusahaan sosial, dengan aliran pendapatan yang mencakup layanan penelitian dan konsultasi berbasis proyek, pelatihan B2B berbasis proyek, inisiatif pendidikan, Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) berbasis web, inisiatif UMKM melalui pengembangan komunitas yang didanai oleh hibah dan dana CSR, solusi produk digital, dan inisiatif investasi berdampak. Perhitungan biaya modal menghasilkan tingkat yang sesuai sekitar 20% untuk EBSI. Metode penilaian, termasuk metode modal ventura, penilaian industry relatif, dan analisis DCF, memperkirakan penilaian EBSI masing-masing sebesar Rp20.314.750.000, Rp60.922.648.513, dan Rp32.332.000.105,63, dengan penilaian rata-rata sebesar Rp37.856.466.206,34. Selain itu, nilai terminal setelah periode peramalan 10 tahun menggunakan metode DCF menghasilkan nilai perusahaan sebesar Rp207.024.083.191,21 dengan tingkat pertumbuhan berkelanjutan sebesar 14,91%.