Penelitian ini mengkaji dampak indikator makroekonomi terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dari tahun 2014 hingga 2023, dengan fokus pada empat variabel utama: suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar (M2), dan Produk Domestik Bruto (PDB). Menggunakan model Vector Autoregressive (VAR), penelitian ini menyelidiki dinamika jangka pendek antara variabel-variabel tersebut. Temuan menunjukkan bahwa dalam estimasi VAR, hanya nilai lag 1 M2 yang memiliki koefisien yang signifikan secara statistik. Namun, analisis Impulse Response Function (IRF) mengungkapkan bahwa guncangan pada suku bunga Bank Indonesia, inflasi, jumlah uang beredar, dan PDB awalnya menyebabkan fluktuasi signifikan pada indeks harga saham di Bursa Efek Jakarta, tetapi dampak tersebut bersifat sementara, dengan indeks stabil mendekati nol setelah beberapa periode. Hasil ini menawarkan implikasi yang berharga bagi pembuat kebijakan dan investor, dengan menyarankan bahwa pemahaman yang komprehensif tentang kondisi makroekonomi sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat di pasar saham.