digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Marco David Hamonangan
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Bursa Efek Indonesia, juga dikenal sebagai BEI, telah muncul sebagai pemain terkemuka dalam lanskap keuangan di Asia Tenggara. Indeksnya yang paling menarik, ‘LQ45’, telah menarik minat investor internasional yang menganggapnya sebagai sumber potensi keuntungan besar. Bursa Efek Indonesia telah tumbuh secara eksponensial karena partisipasi investor asing. Namun demikian, dengan ketatnya persaingan dari negara-negara berkembang lainnya dan tingginya volatilitas yang terjadi di pasar saham saat ini, BEI dapat memperkirakan ancaman penurunan investasi portofolio asing karena persaingan pasar saham yang semakin menarik. Memahami karakteristik pengembalian risiko LQ45 dibandingkan dengan indeks acuan yang diakui sangat penting untuk membuat keputusan investasi yang cerdas. Studi ini akan melakukan analisis komparatif atribut risk-return LQ45 dibandingkan dengan enam indeks acuan terkenal, khususnya Indeks S&P 500, Indeks Straits Times, Indeks FTSE 100, Shanghai Stock Exchange Composite, BSE Sensex , dan Indeks BOVESPA. Studi ini menggunakan beberapa ukuran risiko dan pengembalian, seperti deviasi standar, koefisien variasi, dan rasio Sharpe, untuk menilai kinerja relatif LQ45 dan implikasinya terhadap manajer portofolio internasional yang ingin mendiversifikasi investasi ke pasar negara berkembang. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia merupakan tujuan investasi yang menarik, Indonesia masih tertinggal dibandingkan India dalam hal tingkat pengembalian yang disesuaikan dengan risiko. Namun, temuan menunjukkan bahwa investor dapat menghindari risiko masih bisa mendapatkan keuntungan lebih ketika melakukan diversifikasi ke LQ45 karena mitigasi risiko yang lebih tinggi.