Pola curah hujan di Jawa bagian barat umumnya dikategorikan sebagai pola
monsunal, yang ditandai dengan satu puncak curah hujan per tahun. Namun,
beberapa penelitian menemukan adanya pola dengan dua puncak curah hujan dalam
setahun di wilayah ini. Perbedaan dalam pola curah hujan tersebut mungkin
disebabkan oleh variasi jumlah dan distribusi stasiun pengamatan, serta panjang
data yang digunakan, sehingga kurang mewakili topografi yang luas dan kompleks.
Penelitian ini berfokus pada peran topografi dalam menyebabkan variasi pola curah
hujan. Untuk menganalisis dampak topografi, dilakukan simulasi cuaca dengan
modifikasi topografi di mana topografi di wilayah Jawa bagian barat dihilangkan.
Simulasi ini bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan topografi
memengaruhi distribusi dan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
Topografi di Jawa bagian barat berperan penting dalam membentuk pola curah
hujan dua puncak, khususnya di wilayah tengah. Simulasi WRF dengan topografi
yang dihilangkan (EXP) menunjukkan penurunan intensitas pola curah hujan dua
puncak dan pergeseran puncak pertama. Analisis konvergensi kelembaban
menunjukkan bahwa hilangnya topografi mengurangi wilayah konvergensi, yang
berdampak pada perubahan pola curah hujan annual di wilayah tersebut.