ABSTRAK Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Wina Widia Putri
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Tingkat intensitas persoalan permukiman kumuh di DKI Jakarta semakin jelas serta
ekspansi luas kawasan kumuh yang memperburuk kondisi lingkungan dan kualitas
hidup. Pada tahun 2018, Pemerintah DKI Jakarta memperkenalkan Peraturan
Gubernur No. 90 yang mengedepankan pendekatan partisipatif melalui program
Community Action Plan (CAP) dan Collaborative Implementation Program (CIP),
yang juga mencakup aspek sosial, dan ekonomi yang sering luput dalam spektrum
perencanaan. Meskipun program ini dirancang untuk melibatkan masyarakat,
penanganan ini masih dilakukan secara top-down. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kapasitas partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan
program dan juga mengidentifikasi pemahaman masyarakat dan hambatan
keberjalanan program peningkatan kualitas dan penataan permukiman kumuh di
DKI Jakarta, menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yang diperoleh dari
observasi, wawancara, tinjauan dokumen dan literatur dengan teknis analisis
kerangka teoritis, deskriptif kualitatif dan konten. Hasil temuan menunjukkan
bahwa, masyarakat merasa program begitu kompleks dari sisi tahapan dan tidak
terdapat upaya untuk menjamin akan pemahaman program dan peran masyarakat,
sehingga partisipasi ternilai belum sepenuhnya menerapkan konsep partisipatif.
Perlu penegasan dalam pelaksanaan kolaborasi antar pihak terkait peranan masingmasing, agar dapat mencakup tujuan program. Dengan menelusuri dinamika
pelaksanaan dan partisipasi program, diharapkan akan memperkaya literatur dan
praktik di bidang perencanaan kota dan pengelolaan permukiman dan juga pada
konteks program CAP CIP, dan sebagai bentuk awal untuk memulai evaluasi
program.