digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Virus SARS-CoV-2 memiliki Receptor Binding Domain (RBD) pada protein spike yang mengenali reseptor ACE2 manusia. Infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan luka pada paru-paru dan hipertensi karena kerja dari sistem renin-angiotensin terganggu akibat tingginya kadar angiotensin II. Pemberian rhACE2 dapat menginhibisi internalisasi virus SARS-CoV-2 sehingga mampu melindungi sel-sel pada model organoid paru-paru. Akan tetapi sistem produksi rhACE2 perlu menggunakan sel hewan untuk proses glikosilasi. Sistem produksi dengan sel hewan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. ACE2-like enzyme dikembangkan dengan harapan memberikan efek yang sama dengan rhACE2 tetapi diproduksi pada E. coli BL21 (DE3) dalam waktu lebih singkat dan biaya lebih murah. Protein KEX1 dari Kluyveromyces marxianus yang berasal dari isolat yogurt asli Indonesia memiliki afinitas tinggi terhadap RBD protein spike SARS-CoV-2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi produksi dan uji fungsionalitas protein rekombinan KEX1. Plasmid pET23a(+) yang telah disisipi gen pengkode kex1 ditransformasikan pada E. coli BL21 (DE3). Hasil SDS-PAGE menunjukan bahwa pita protein KEX1 memiliki ukuran 73 KDa dan terekpresi pada fase pelet. Keadaan optimum untuk produksi protein rekombinan KEX1 adalah pada suhu 37?, jumlah aktivasi 2 kali dengan aktivasi 1 selama 8 jam dan aktivasi 2 selama 16 jam, induksi IPTG pada OD 0,6, dan durasi induksi IPTG 3 jam dengan konsentrasi optimum 0,1 mM. Refolding protein KEX1 menggunakan bufer denaturan 2 M urea. Protein KEX1 berhasil dipurifikasi dan terkonfirmasi dengan western blot. Protein rekombinan KEX1 tidak memiliki aktivitas katalisis. Protein rekombinan KEX1 mampu menginhibisi protein S1 spike dari SARS-CoV-2 dengan relative inhibition sebesar 53%. Maka dari itu protein rekombinan KEX1 memiliki kemampuan sebagai agen netralisasi virus SARS-CoV-2.