digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Timothy Pierson
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, pemerintah berusaha mencapai target produksi gas bumi 12 BSCFD pada 2030. Contoh dari upaya pemenuhan target tersebut adalah pengembangan Lapangan Merakes dan Maha pada Selat Makassar. Kedua lapangan ini akan dikembangkan dengan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada, yaitu FPU Jangkrik. Proses ini akan menimbulkan penyesuaian pada komponen produksi. Contohnya adalah slug catcher, yaitu struktur bejana tekan yang berfungsi untuk menampung aliran slug sekaligus memisahkan fasa hidrokarbon. Berdasarkan permasalahan tersebut, tugas sarjana ini dibuat dalam bentuk studi kasus yang akan mengevaluasi kecukupan kapasitas slug catcher existing. Kemudian, jika diperlukan, akan.dilakukan penentuan ukuran yang tepat untuk slug catcher tambahan. Pada tugas sarjana ini juga akan dilakukan perancangan aspek mechanical dari slug catcher serta akan dianalisis struktur rancangan slug catcher dengan menggunakan metode elemen hingga. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa diperlukan slug catcher dengan kapasitas 20 MMSCFD untuk skema penambahan lapangan Merakes serta 220 MMSCFD untuk skema penambahan Lapangan Merakes dan Maha. Dengan hasil itu, dirancang slug catcher berdiameter 2 meter dengan panjang 3,25 meter, dan diameter 3,5 meter dengan panjang 11 meter untuk masing-masing skema. Kemudian, dari hasil analisis linearisasi tegangan didapatkan bahwa pada titik paling kritis, faktor keamanan masih bernilai di atas 1 pada pembebanan hidrostatisnya.