digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maulana Okta Saputra
PUBLIC Resti Andriani

Keberadaan sumber daya mineral dan batubara pada suatu daerah merupakan suatu keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas keunggulan komparatif dan daya saing terhadap daerah yang lainnya. Daerah dengan PDRB sektor pertambangan yang besar ternyata memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang rendah. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2023 sebesar 3,19% sehingga menempati posisi kedua terbawah dibandingkan dengan daerah yang lainnya yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian tingkat daya saing daerah pada daerah yang memiliki sektor pertambangan yang tinggi belum tentu lebih tinggi dibandingkan dengan daerah dengan sektor pertambangan yang rendah jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi pada setiap Kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur ekonomi dan pergeseran tiap sektor pada setiap Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan pendeketan analsis location quotient dan analisis shift share serta membentuk model Indeks Daya Saing Daerah untuk melihat pengaruh sektor pertambangan terhadap Tingkat daya saing daerah pada setiap Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan pendekatan Geographically Temporal and Weighted Regression (GTWR) menggunakan bantuan aplikasi R studio. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sektor basis yaitu sektor pertanian, kecuali Kabupaten Lombok Barat dengan sektor Transportasi dan Kabuoaten Sumbawa Barat dengan sektor Pertambangan dengan. Pergeseran sektor di setiap daerah memiliki sektor potensial yang berbeda namun khusus untuk sektor pertambangan pada daerah yang belum melakkukan eksploitasi secara masif masih dapat mengembangkan sektor pertambangannya. Dalam model Indeks Daya saing daerah didapatkan pengaruh sektor pertambangan pada daerah dengan sektor pertambangan yang tinggi tidak memiliki perbedaan nilai yang cukup besar dibandingkan dengan daerah yang memiliki sektor pertambangan yang rendah.