PT Bumi Sawindo Permai (PT BSP) dihadapkan pada disrupsi signifikan yang berasal dari konvergensi penggunaan lahan antara aktivitas perkebunan kelapa sawit dan operasi penambangan batu bara oleh entitas induknya, PT Bukit Asam Tbk (PT BA). Pergeseran strategis ini, yang dipicu oleh akuisisi PT BSP oleh PT BA guna mengamankan lahan untuk kepentingan penambangan, telah berimplikasi pada deklinasi substansial dalam produksi PT BSP serta memicu kompleksitas organisasional yang melibatkan aspek perilaku, budaya, dan manajemen sumber daya manusia. Permasalahan ini diperparah oleh kerumitan regulasi dan legalitas terkait kepemilikan dan pemanfaatan lahan.
Tesis ini menyajikan investigasi mendalam terhadap proses transformasi organisasional di PT BSP seiring transisinya dari entitas perkebunan mono sektoral menjadi organisasi sektoral yang mengintegrasikan operasional perkebunan dan penambangan. Studi ini secara khusus menyoroti tantangan-tantangan krusial seperti disonansi struktural, defisit kompetensi, heterogenitas kultural, dan hambatan integrasi antar divisi. Dengan mengadopsi pendekatan kualitatif berbasis strategic foresight, riset ini berupaya untuk mengelaborasi desain organisasi PT BSP di masa depan, mengidentifikasi faktor-faktor kunci pendorong sinergi, serta memfasilitasi transformasi berkelanjutan.
Metodologi penelitian ini mengaplikasikan proses strategic foresight yang komprehensif, mencakup tahapan pembingkaian (framing), pemindaian (scanning) yang meliputi Analisis PESTLE, Analisis Beban Kerja, dan Pemetaan Kompetensi, peramalan (futuring) dengan skenario Optimis, Netral, dan Pesimis, perumusan visi (visioning), perancangan mundur (backcasting), dan implementasi. Data empiris dikumpulkan melalui wawancara mendalam, studi kepustakaan, serta analisis dokumen.
Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pendekatan strategic foresight dapat mendukung transformasi organisasi di PT Bumi Sawindo Permai (PT BSP) guna menciptakan sinergi antara sektor perkebunan dan pertambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan alat-alat foresight seperti perencanaan skenario, visioning, dan backcasting telah memungkinkan PT BSP mengantisipasi ketidakpastian masa depan dan menyelaraskan kembali struktur organisasi, strategi SDM, serta visi jangka panjangnya untuk menjadi integrator lahan dalam ekosistem PTBA. Inisiatif transformasi utama mencakup restrukturisasi untuk efisiensi operasional, peningkatan kapabilitas tenaga kerja melalui pelatihan dan rotasi yang terarah, pengembangan kepemimpinan lintas sektor, serta pembentukan budaya organisasi yang kohesif. Untuk menjaga keberlanjutan transformasi ini, studi ini merekomendasikan penguatan tata kelola kinerja serta diversifikasi strategis ke bidang reklamasi lahan dan layanan biomassa. Selain itu, keterlibatan aktif dengan regulator pemerintah serta penyelarasan dengan pemegang saham PTBA dan Danantara diperlukan untuk memperkuat mandat PT BSP dan memastikan keselarasan dengan agenda transisi energi nasional dan komitmen jangka panjang ESG.
Perpustakaan Digital ITB