ABSTRAK - Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Hansel Keith Anggarawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pemantauan kondisi mesin rotasi sering kali dilakukan di industri untuk mendeteksi dan mencegah kegagalan pada komponennya. Untuk memantau kondisi dari komponen mesin rotasi, terdapat beberapa metode yang umum digunakan. Beberapa metode tersebut di antaranya adalah metode getaran dan shock pulse. Kedua metode tersebut memiliki keunggulan uniknya tersendiri. Namun, hanya ada beberapa studi yang telah dilakukan untuk membandingkan hasil deteksi kerusakan menggunakan kedua metode tersebut. Selain itu, studi-studi tersebut hanya mengandalkan data eksperimen di laboratorium, bukan data yang diukur di industri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil deteksi kerusakan mesin rotasi dengan menggunakan metode getaran dan shock pulse, baik pada data yang diukur di laboratorium maupun di industri.
Penelitian ini diawali dengan tahap pengukuran menggunakan kedua metode di atas pada perangkat uji yang tersedia di Laboratorium Dinamika. Perangkat uji tersebut merupakan perangkat uji kerusakan bantalan gelinding. Kondisi kerusakan bantalan gelinding divariasikan agar perbandingan hasil deteksi lebih komprehensif. Hasil pengukuran dari kedua metode selanjutnya dianalisis dan dibandingkan. Tahap penelitian selanjutnya adalah analisis hasil pengukuran dari kedua metode pada sebuah gearbox wire-drive di salah satu industri kertas. Gearbox tersebut terdiri dari dua pasang roda gigi dan memiliki kecepatan putar input yang dapat divariasikan. Selanjutnya, beberapa data pengukuran getaran dan shock pulse yang tersedia akan dianalisis dan dibandingkan.
Perbandingan hasil deteksi kerusakan dengan kedua metode di atas untuk kasus kerusakan bantalan mengindikasikan bahwa metode shock pulse mampu mendeteksi kerusakan pada bantalan uji lebih jelas dibandingkan metode getaran. Sementara itu, perbandingan hasil deteksi kerusakan untuk kasus gearbox wire-drive mengindikasikan bahwa metode getaran mampu memonitor kondisi roda gigi dengan lebih baik daripada metode shock pulse.