BAB 1 Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alfonso S.H Sitanggang
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Di Indonesia, produksi nikel dari bijih nikel laterit berkadar rendah tipe limonit dilakukan melalui proses high-pressure acid leaching (HPAL) yang menghasilkan produk antara berupa MHP. Untuk memperoleh nikel dengan kemurnian yang lebih tinggi, MHP perlu dilakukan proses pemurnian lebih lanjut, yang umumnya melibatkan proses ekstraksi pelarut (solvent extraction, SX). Salah satu ekstraktan yang umum digunakan dalam pemurnian MHP secara komersial adalah Cyanex® 272 (C272). Salah satu alternatif dari C272 adalah Ionquest® 290 (I290), yang memiliki kemurnian komponen aktif yang lebih tinggi dari C272. Pada penelitian ini, dipelajari proses pemurnian larutan hasil pelindian MHP dengan SX menggunakan campuran ekstraktan C272 dan I290. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui performa SX dengan campuran ekstraktan C272 dan I290, yaitu persen ekstraksi Ni, Co, Mg, Mn, dan Cu dan pemisahan Ni dari Co.
Serangkaian percobaan pada skala laboratorium telah dilakukan dengan umpan awal berupa larutan artifisial yang menyimulasikan larutan hasil pelindian MHP yang telah melewati tahapan pemurnian pengotor menggunakan ekstraktan di(2-ethylhexyl)phosphoric acid (D2EHPA). Larutan organik yang digunakan terdiri dari ekstraktan C272 dan I290, yang keduanya memiliki komponen aktif bis(2,4,4-trimethylpentyl) phosphinic acid, diluen berupa kerosin, dan tri-n-butyl phosphate (TBP) sebagai pemodifikasi fasa. Pada tahap ekstraksi, dipelajari pengaruh variabel-variabel SX yang meliputi pH kesetimbangan, rasio komposisi ekstraktan, konsentrasi total ekstraktan (v/v), dan rasio volume larutan organik/aqueous (O/A) terhadap ekstraksi logam dan pemisahan Co dari Ni. Setelah tahap ekstraksi, penelitian dilanjutkan ke tahap scrubbing dengan memvariasikan pH awal scrubbing agent dan rasio O/A. Penelitian kemudian dilanjutkan ke tahap stripping dengan memvariasikan konsentrasi stripping agent.
Hasil percobaan tahap ekstraksi menunjukkan bahwa persen ekstraksi Ni, Co, Mg, Mn, dan Cu meningkat seiring peningkatan pH, konsentrasi total ekstraktan, dan rasio O/A. Efek sinergis kedua ekstraktan diperoleh pada ekstraksi Ni, Co, Mg, dan Mn, sedangkan efek antagonis terjadi pada ekstraksi Cu. Kondisi terbaik ekstraksi dicapai pada pH kesetimbangan = 5,5, rasio I290:C272 = 20%:80% , konsentrasi total ekstraktan = 30%, dan rasio O/A = 1/3, dengan persen ekstraksi Ni, Co, Mg, Mn, dan Cu berturut-turut sebesar 12,05%, 97,56%, 57,26%, 99,18%, dan 99,92%. Pada tahap scrubbing, kondisi optimum diperoleh pada pH awal larutan H2SO4 = 2 dan rasio O/A = 4 dengan jumlah tahapan scrubbing 4 tahap. Kondisi optimum stripping diperoleh pada konsentrasi H2SO4 = 1 M dengan rasio O/A = 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraktan C272 dan I290 dapat digunakan bersama-sama dalam sirkuit SX untuk pemisahan Ni dari Co.