digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saccharomyces cerevisiae merupakan ragi yang umum digunakan dalam fermentasi alkohol dan memanfaatkan gula monosakarida dan disakarida sebagai sumber energi untuk menghasilkan ergosterol dan etanol. Ergosterol merupakan sterol utama yang ditemukan pada ragi, memiliki fungsi penting, dan dapat digunakan dalam penelitian sebagai penanda kesehatan sel fungi maupun dalam aplikasi industri seperti pembuatan produk, misalnya sintesis vitamin D2. Dalam penelitian ini, Saccharomyces cerevisiae difermentasi dalam media yang mengandung gula (glukosa atau fruktosa) sebagai sumber karbon utama. Glukosa dan fruktosa merupakan gula sederhana yang tergolong ke dalam monosakarida dan sering ditemukan dalam buah-buahan, meskipun kedua gula ini memasuki jalur metabolisme pada titik yang berbeda. Ragi diberikan perlakuan terlebih dahulu sebelum dibiarkan berfermentasi. Ragi diremajakan dan dipasase sebanyak dua kali, lalu dilakukan pembenihan dan masuk ke dalam proses fermentasi. Proses fermentasi dilakukan selama 36 jam menggunakan beberapa konsentrasi gula (1%, 2%, 3%, 5%, 7%, dan 10%), lalu ergosterol yang diproduksi diekstraksi. Dalam proses ekstraksi, dilakukan optimasi pelarut antara kloroform dan nheksana, dan diperoleh kesimpulan bahwa kloroform memiliki kemampuan lebih baik dalam mengekstraksi ergosterol dibandingkan n-heksana. Verifikasi metode analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis juga dilakukan dengan beberapa parameter seperti spesifisitas, linearitas, presisi, dan akurasi yang ditentukan nilainya. Hasil dari proses verifikasi menunjukkan bahwa semua parameter memenuhi persyaratan berdasarkan USP 40. Sampel kemudian dianalisis kadarnya menggunakan metode yang telah terverifikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar ergosterol yang dihasilkan dengan menggunakan glukosa ataupun fruktosa sebagai sumber gula tidak berbeda secara bermakna. Kadar ergosterol optimum dengan rata-rata 23 µg/mL untuk media glukosa dan 23,53 µg/mL untuk media fruktosa dengan konsentrasi gula 5%.