digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dzakiyya Nur Rafida
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Pesisir Kabupaten Karawang dan Bekasi banyak diwarnai aktivitas antropogenik yang berasal dari kegiatan urban, seperti melaut, memancing, berniaga, dan pariwisata. Pada musim barat, curah hujan dan debit sungai yang tinggi mendorong banyaknya mikroplastik masuk ke laut. Tingginya aktivitas manusia dan adanya muara sungai yang ditemui di wilayah ini meningkatkan potensi pencemaran mikroplastik yang berdampak negatif baik bagi lingkungan maupun manusia itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kelimpahan dan karakteristik mikroplastik yang ada pada permukaan air laut dan sedimen pesisir di kedua kabupaten tersebut. Sampel diambil pada 7 pantai yang mewakili perbedaan aktivitas, diantaranya Pantai Pasir Putih Cilamaya sebagai daerah industri padat penduduk, Ekowisata Mangrove Karawang dan Bekasi sebagai daerah mangrove, Pantai Samudera Baru sebagai daerah padat penduduk, Pantai Tanjung Pakis dan Pantai Sedari sebagai daerah pariwisata, serta Pantai Muara Bungin sebagai daerah jarang penduduk pada Februari 2024 atau pada musim barat saat kondisi surut. Sampel air laut diambil menggunakan plankton net sementara sampel sedimen diambil menggunakan sekop metal. Berdasarkan hasil penelitian, kelimpahan mikroplastik sedimen berada direntang 567–3.560 partikel/kg. Sementara, kelimpahan mikroplastik permukaan air laut berada direntang 4–9,7 partikel/L. Pantai Pasir Putih Cilamaya merupakan wilayah dengan kelimpahan mirkoplastik paling banyak, baik di permukaan air maupun di sedimen. Bentuk mikroplastik yang ditemukan di seluruh wilayah adalah fiber, fragmen, film, dan foam. Mikroplastik berbentuk fiber merupakan bentuk mikroplastik yang mendominasi seluruh wilayah pada persentase 36,76–80,5 %. Ukuran mikroplastik paling banyak ditemukan pada ukuran <1.000 ?m. Arus pada musim barat menyebabkan adanya persebaran mikroplastik ke arah timur dan selatan pesisir Karawang dan Bekasi. Hasil pembacaan gugus FT-IR menerangkan jenis polimer yang dominan ditemukan adalah polietilena (PE) dan polietilena-tereftalat (PET).