digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jerawat merupakan penyakit kulit paling umum dengan persentase paling tinggi pada remaja hingga dewasa. Dalam patogenesis jerawat, mikroflora alami kulit memiliki peranan penting, yaitu bakteri Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penggunaan antibiotik untuk jerawat dapat menyebabkan resistensi terhadap jerawat. Salah satu alternatif pengobatan jerawat adalah dengan tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri. Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri adalah teh atau Camellia sinensis. Tanaman ini merupakan tumbuhan yang berasal dari suku Theaceae. Teh digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari empat jenis mutu daun teh hitam terhadap bakteri penyebab jerawat, yaitu Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Serbuk simplisia daun teh diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak kemudian dilakukan uji pendahuluan menggunakan difusi cakram. Ekstrak yang menghasilkan diameter hambat paling besar pada uji difusi cakram difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Ekstrak dan seluruh fraksi diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Cutibacterium acnes ATCC 11827 dan Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 menggunakan metode mikrodilusi dan drop test. Hasil percobaan menunjukkan ekstrak etanol daun teh hitam jenis mutu Broken Orange Pekoe Fanning (BOPF) menghasilkan diameter hambat paling besar dibanding jenis lainnya terhadap bakteri Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun teh hitam jenis mutu Broken Orange Pekoe Fanning (BOPF) memiliki aktivitas paling baik terhadap bakteri Cutibacterium acnes dengan nilai KHM 256 ?g/mL dan KBM 512 ?g/mL, sedangkan ekstrak daun teh hitam memiliki aktivitas paling baik terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, dengan nilai KHM 256 ?g/mL.