Jerawat merupakan penyakit kulit paling umum dengan persentase paling tinggi pada remaja
hingga dewasa. Dalam patogenesis jerawat, mikroflora alami kulit memiliki peranan penting,
yaitu bakteri Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penggunaan antibiotik untuk
jerawat dapat menyebabkan resistensi terhadap jerawat. Salah satu alternatif pengobatan
jerawat adalah dengan tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri. Salah satu tumbuhan yang
memiliki aktivitas antibakteri adalah teh atau Camellia sinensis. Tanaman ini merupakan
tumbuhan yang berasal dari suku Theaceae. Teh digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu teh
hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas
antibakteri dari empat jenis mutu daun teh hitam terhadap bakteri penyebab jerawat, yaitu
Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Serbuk simplisia daun teh diekstraksi
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak kemudian dilakukan uji
pendahuluan menggunakan difusi cakram. Ekstrak yang menghasilkan diameter hambat paling
besar pada uji difusi cakram difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Ekstrak dan
seluruh fraksi diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Cutibacterium acnes ATCC 11827 dan
Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 menggunakan metode mikrodilusi dan drop test. Hasil
percobaan menunjukkan ekstrak etanol daun teh hitam jenis mutu Broken Orange Pekoe Fanning
(BOPF) menghasilkan diameter hambat paling besar dibanding jenis lainnya terhadap bakteri
Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun
teh hitam jenis mutu Broken Orange Pekoe Fanning (BOPF) memiliki aktivitas paling baik terhadap
bakteri Cutibacterium acnes dengan nilai KHM 256 ?g/mL dan KBM 512 ?g/mL, sedangkan ekstrak
daun teh hitam memiliki aktivitas paling baik terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis,
dengan nilai KHM 256 ?g/mL.