Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mempunyai banyak khasiat, salah satunya adalah dapat mengobati jerawat. Oleh karena itu, berdasarkan aktivitas yang dimilikinya, rimpang temulawak memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan untuk pengobatan jerawat dan pengembangan produk kosmetik antijerawat. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi senyawa aktif yang mempu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat dari rimpang temulawak serta uji aktivitas antibakteri rimpang temulawak terhadap bakteri penyebab jerawat. Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan yaitu karakterisasi simplisia, ekstraksi, penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak, fraksinasi, subfraksinasi, isolasi dan pemurnian, serta uji kemurnian. Tahapan tersebut mengikuti petunjuk aktivitas antibakteri tertinggi dari sampel yang diuji untuk dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Proses diawali dengan ekstraksi dari simplisia Temulawak dengan metode maserasi menggunakan 3 jenis pelarut yang berbeda yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana. Ekstrak-ekstrak tersebut dilakukan pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode mikrodilusi untuk mengukur konsentrasi hambat minimum (KHM). Ekstrak terpilih yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar difraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum menggunakan pelarut n-heksana - etil asetat yang meningkat kepolarannya dan dilanjutkan pengujian aktivitas antibakteri dari fraksi yang didapatkan dengan menggunakan metode mikrodilusi. Fraksi terpilih yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar dilanjutkan ke proses subfraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum sehingga dihasilkan 5 jenis subfraksi gabungan lalu dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antibakteri dari subfraksi dengan metode mikrodilusi. Subfraksi terpilih yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar kemudian dilanjutkan ke proses isolasi menggunakan kromatografi radial. Selanjutnya dilakukan pengujian akftivitas antibakteri dari kandidat isolat menggunakan metode mikrodilusi dan dihasilkan isolat sampel B25 (asal kandidat isolat 11) yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi dengan menghasilkan KHM sebesar 8 ?g/ml (kategori kuat) pada bakteri Propionibacterium acnes dan menghasilkan KHM sebesar 16 ?g/ml (kategori kuat) pada bakteri Staphylococcus aureus.