Pembangunan kelautan dan perikanan berbasis Laut Banda sangat penting bagi Provinsi Maluku,
yang merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPRI)
714 dan telah ditetapkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN). Untuk mendukung hal ini,
informasi tentang pengaruh parameter laut seperti nitrat, fosfat, klorofil, oksigen terlarut, dan
transpor Ekman secara spasial dan temporal terhadap produktivitas primer perairan di Laut Banda
sangat diperlukan. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data reanalysis dari Marine
Copernicus dan CCMP untuk periode 1993 hingga 2020, yang mencakup berbagai parameter
oseanografi seperti nitrat, fosfat, klorofil, dan oksigen terlarut. Konsentrasi tinggi nitrat dan fosfat
cenderung ditemukan di daerah pesisir dan zona upwelling yang dipengaruhi oleh transpor Ekman,
menunjukkan tingginya kesuburan perairan di Laut Banda. Berdasarkan analisis korelasi Pearson,
ditemukan bahwa kadar klorofil memiliki korelasi sangat kuat (0,966) dengan produktivitas primer
(PP), sementara oksigen terlarut juga menunjukkan korelasi yang kuat (0,852) dengan PP. Fosfat
menunjukkan korelasi negatif (-0,144) dengan PP, sedangkan nitrat (0,751) dan angin (0,655)
memiliki korelasi positif. Hasil ini mengungkapkan kompleksitas interaksi antara faktor
lingkungan dalam mempengaruhi produktivitas primer di Laut Banda. Berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2011, Laut Banda merupakan daerah yang subur dan
kaya dengan nutrien, sehingga sangat mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan di
Maluku.