digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Acep Renaldi Arif Rahman
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Pesisir di Indonesia merupakan yang kedua terbesar di dunia. Curah hujan sangat mempengaruhi kehidupan, karena seluruh makhluk hidup bergantung pada salah satunya air curah hujan seperti minum untuk manusia dan hewan, serta fotosintesis untuk tumbuhan. Karakteristik dari hujan yang terbentuk dipesisir karena LSB (Land-Sea Breeze) memiliki frekuensi tinggi karena luas dari pesisirnya sendiri dan pengaruh lainnya. Oleh karena itu, pengaruh luasnya pesisir dan kontribusi dari SB dalam curah hujan membuat SB sangat penting untuk diteltiti di Indonesia. Simulasi sea-breeze-day (SBD) di kota besar Jakarta menggunakan model WRF diteleti melanjutkan peneliatan sebelumnya. Simulasi model telah dievaluasi sebelumnya dengan perawanan dari satelit dan data observasi meteorologi dengan resolusi temporal yang tinggi pada tahun 2017 dan 2018. Pada penelitian ini akan dikaji variasi diurnal SBD pada bulan basah (Desember-Januari-Februari) dan bulan kering (Juni-Juli-Agustus). Penelitian ini menemukan bahwa dengan model WRF angin laut di Jakarta kebanyakan lebih cepat 30 menit (onset time) dan 1-1.5 jam (decay time) pada bulan basah (Desember) dibandingkan bulan kering (Juni-Juli-Agustus). Namun, untuk bulan basah (Januari-Februari) dari frekuensi (60-64% > 40-56%), durasi (30-60 menit), dan kecepatan proapagasi (2-14 m/s) lebih besar dibandingkan bulan kering. Pengaruh perbedaan temperatur antara daratan dan lautan yang dihasilkan dari model menjadi faktor penentu alasannya.