Kota Medan memiliki pertumbuhan yang signifikan dibandingkan kota-kota lain di
Sumatra Utara, terutama dilihat dari jumlah kendaraan bermotor dan penduduk
yang menduduki peringkat pertama berdasarkan data BPS tahun 2020. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya curah hujan dapat mempengaruhi polusi udara.
Salah satu polutan yang berbahaya bagi kesehatan adalah PM2.5. Akan tetapi,
dampak curah hujan terhadap PM2.5 secara spasial dan temporal di Kota Medan
masih belum didalami. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana
hubungan antara curah hujan terhadap sebaran PM2.5 secara spasial dan temporal di
Kota Medan pada tiap musim selama periode Desember 2014 hingga
November 2022.
Penelitian ini menggunakan data bulanan curah hujan GPM dan konsentrasi PM2.5
MODIS. Dalam penelitian ini dilakukan deteksi data pencilan. Selanjutnya,
penelitian ini memanfaatkan plot temporal, scatter plot, dan peta spasial dalam
melakukan analisis.
Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa secara temporal berdasarkan
rata-rata per musim, curah hujan secara umum memiliki pengaruh terhadap
penurunan konsentrasi PM2.5, namun kekuatan pengaruh ini bervariasi tergantung
terhadap musim. Pada musim MAM terjadi penurunan yang lebih signifikan
dibandingkan dengan musim lainnya yaitu pada y = -0,15x + 83.61. Mestinya,
terdapat penurunan yang lebih signifikan dalam konsentrasi PM2.5 seiring dengan
peningkatan curah hujan. Akan tetapi, walaupun curah hujannya berada di rentang
yang tidak terlalu berbeda yaitu diantara 150 mm/bulan dan 250 mm/bulan, nilai
konsentrasi PM2.5 bervariasi ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Secara
spasial berdasarkan rata-rata per musim, menunjukkan bahwa pada tiap musim
konsentrasi PM2.5 di bagian Selatan Kota Medan cenderung lebih rendah di
bandingkan bagian Utara. Hal ini berkaitan dengan curah hujan yang lebih tinggi
terjadi di bagian Selatan Kota Medan di setiap musimnya.