digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bandara Kertajati merupakan bandar udara terluas kedua setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Indonesia. Walaupun cukup luas cakupan pelayanan dan target pelayanan dari Bandara Kertajati tersebut belum sejalan dengan jumlah pengguna bandara saat ini. Hal ini terlihat dari load factor pesawat yang rendah. Beberapa upaya yang dilakukan, seperti pengalihan seluruh penerbangan dengan pesawat jet dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati, akses mudah dengan bus DAMRI, pengadaan moda jenis shuttle dan travel dengan diskon, dan peningkatan area komersial. Berdasarkan analisis laporan keuangan tahunan tahun 2020, Bandara Kertajati dalam kondisi defisit operasional, maka biaya operasional harus terus di subsidi oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat. Ruang lingkup dalam kajian ini adalah mengenai kelayakan finansial pada mekanisme penerapan Kerja Sama Operasional (KSO) saat ini (eksisting) di Bandara Internasional Jawa Barat – Kertajati oleh pemerintah dan PT. Angkasa Pura II dan bagaimana alternatif skenario yang dapat dilaksanakan dalam usaha peningkatan kondisi finansial dan kinerja operasional. Analisis kelayakan finansial dengan parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode. Penelitian ini menganalisis kondisi keuangan dengan inti indikatornya. Strategi yang dapat dilakukan antara lain penambahan/ pemindahan cargo dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Kertajati, pengembangan bisnis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO), perbaikan status legalitas lahan sekitar bandara, dan pemberian insentif kepada maskapai untuk pengembangan rute penerbangan. Strategi pengembangan MRO dinilai paling baik karena menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.3.844.319.857.142 atau bernilai positif, parameter kelayakan IRR 22.60% atau lebih besar dari suku bungan acuan, dan Payback Periode didapatkan selama 11 tahun. Pengembangan MRO meningkatkan pendapatan secara langsung, tetapi juga dapat menyebabkan perbaikan secara keseluruhan dalam posisi keuangan perusahaan, dengan total aset, total liabilitas, dan total ekuitas yang semuanya menjadi bernilai positif.