digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_VALERIA STEFANI SEMBIRING
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Sungai Citarum dengan beban pencemar yang tinggi digunakan oleh masyarakat Dusun Ciwalengke dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu penggunaannya terdapat pada kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK) umum. MCK umum pada Dusun Ciwalengke yang berlokasi di RW 08 dan RW 10 sudah beroperasi selama 20 tahun dan pada saat ini dalam kondisi rusak dan tidak terpelihara. Kondisi sanitasi yang buruk menyebabkan diperlukan analisis strategi peningkatan keberlanjutan infrastruktur MCK umum di Dusun Ciwalengke, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan masalah terkait keberlanjutan fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Penelitian ini dilakukan dengan penggunaan data sekunder dan data primer berupa kuesioner, serta analisis deskriptif untuk mengevaluasi kondisi eksisting di Dusun Ciwalengke dan uji independensi Chi-Square untuk melihat pengaruh kesediaan masyarakat dalam memberikan lahan dan iuran per bulan terhadap peningkatan fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dilakukan untuk memilih teknologi pengolahan air limbah yang sesuai pada fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Dalam pemilihannya, digunakan kriteria efisiensi penyisihan, biaya, kemudahan operasional dan pemeliharaan, serta penggunaan lahan. Terdapat tiga alternatif berupa tangki septik konvensional, biofiltrasi, dan constructed wetland dengan pertimbangan ketiga alternatif memiliki efisiensi yang cukup tinggi, pemeliharaan yang mudah, dan biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup rendah. Peningkatan keberlanjutan infrastruktur MCK umum di Dusun Ciwalengke menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat dan sesuai. Berdasarkan hasil studi, kondisi eksisting fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke masih belum sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Limbah cair domestik sebagian besar tidak diolah dan dibuang langsung ke sungai sementara penggunaan air pada MCK umum berasal dari air sungai. Masyarakat beranggapan fasilitas MCK sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan sebagian besar bersedia berkontribusi dalam peningkatan fasilitas MCK. Dalam penyediaan lahan, hanya sedikit masyarakat yang bersedia memberikan lahan. Sementara di sisi lain, cukup banyak masyarakat yang bersedia memberikan iuran per bulan untuk biaya operasional dan pemeliharaan fasilitas MCK. Keterbatasan lahan dan ekonomi menyebabkan perlu dipertimbangkan faktor penggunaan lahan dan biaya dalam peningkatan fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Teknologi pengolahan air limbah yang diusulkan pada penelitian ini adalah biofiltrasi sesuai dengan hasil analisis menggunakan metode AHP. Strategi keberlanjutan yang diusulkan dalam penelitian ini adalah strategi WO (Weakness – Opportunity) dengan faktor penentu berupa pembangunan teknologi pengolahan air limbah, pembentukan komunitas pada masyarakat dalam mengelola MCK komunal, dan penyuluhan pada masyarakat terkait sanitasi.