Indonesia mengalami penurunan kualitas air laut yang menjadi salah satu
permasalahan lingkungan paling kritis saat ini, karena dampaknya yang merugikan
baik bagi ekosistem laut maupun kesehatan manusia. Penurunan kualitas air laut ini
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adalah polusi industri, limbah
domestik, dan aktivitas pertambangan yang meningkat. Untuk menghadapi masalah
penurunan kualitas air laut akibat aktivitas manusia, perlu dilakukan upaya
pengendalian dan pengelolaan yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, upaya
pengendalian pencemaran dan pengelolaan kualitas air laut dibuat dalam bentuk
kajian program strategis sebagai upaya meningkatkan kualitas air laut dan
mengurangi dampak dari aktivitas manusia. Kajian program strategis tersebut
disusun menggunakan analisis spasial menggunakan software ArcGIS dan analisis
kebijakan menggunakan paradigma DPSIR (Driving forces, Pressures, State,
Impact, dan Responses); HITS (Holistik, Intergratif, Tematik, dan Spasial); dan
SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat lokasi kritis penurunan kualitas air laut di teluk
jakarta, yaitu pada gedung pompa Pluit yang memiliki gradien nilai IKAL sebesar
-0,81. Lokasi kerusakan terumbu karang di teluk Jakarta berada di Kepulauan
Seribu dengan tiga tingkat kondisi terumbu karang (Baik, Sedang, dan Buruk).
Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penurunan kulaitas air
laut yang menyebabkan rusaknya terumbu karang di Teluk Jakarta. Program
strategis yang telah dilakukan pemerintah indonesia untuk mengelola kualitas air
laut adalah melalui pembuatan regulasi dan pelaksanaan program pantai lestari
(program konservasi dan perbaikan kondisi lingkungan hidup di wilayah laut dan
pesisir). Diperlukan penambahan periode pemantauan kualitas air laut dan periode
pemantauan kerusakan terumbu karang di Teluk Jakarta.