digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Angelina Gabriella Wangke
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter jagung yang signifikan dipengaruhi oleh naungan pada agroforestri dan cekaman kekeringan, untuk menentukan genotipe terbaik untuk dikembangkan di bawah tegakan agroforestri dan untuk merumuskan peran genotipe jagung hibrida toleran naungan untuk mendukung kehidupan masyarakat. Materi genetik jagung diperoleh dari laboratorium pemuliaan tanaman Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Geulis di Desa Jatiroke, Sumedang dengan menggunakan desain rancangan acak berblok yang terdiri dari dua blok dengan 20 genotipe sebagai perlakuan, masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Pengukuran dilakukan terhadap karakter pertumbuhan fase vegetatif meliputi nilai kecambah, jumlah dan panjang daun, tinggi serta diameter tanaman. Analisis GT Biplot digunakan untuk menentukan genotipe hibrida yang unggul pada seluruh parameter. Terdapat enam genotipe jagung hibrida pada blok ternaung yang berkecambah lebih dari 50% setelah 15 HST, sedangkan pada blok terbuka hanya empat genotipe. Hasil pengamatan awal terhadap pertumbuhan semai jagung berumur 30 HST di blok ternaung untuk parameter jumlah daun berkisar 0.79 – 3.88, panjang daun 3.39 – 30 cm, tinggi tanaman 0.91 – 6.19 cm dan diameter tanaman 0.06 – 0.44 cm, sedangkan di blok terbuka jumlah daun berkisar 0.77 – 4.27, panjang daun 2.2 – 15.52 cm, tinggi tanaman 0.09 – 2.38 cm, dan diameter tanaman 0.07 – 0.5 cm. Penelitian ini menunjukkan bahwa persentase kecambah, jumlah daun dan tinggi tanaman merupakan parameter tanaman jagung yang signifikan dipengaruhi oleh perbedaan blok. Selain itu juga ditemukan bahwa genotipe DC43, DC4, DC52, SC4, DC 16 dan DC9 merupakan genotipe jagung hibrida terbaik karena berpotensi ditanam dengan naungan menggunakan sistem agroforestri sehingga berperan dalam meningkatkan produktivitas petani dan juga menjaga kelestarian lingkungan.