digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_ FELIX FREDERICK WIDIONO
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Industri pengolahan air, termasuk air limbah merupakan salah satu kontributor yang signifikan terhadap pemanasan global akibat penggunaan energi listrik yang tinggi. Di Indonesia, 65% pembangkitan energi listrik masih menggunakan sumber batu bara yang memiliki emisi gas rumah kaca tinggi. Sementara itu, industri air sebenarnya memiliki beberapa potensi pemanfaatan energi baru dan terbarukan salah satunya dengan pemasangan PLTS. IPAL S di Pulau Jawa yang terletak di sebelah Waduk S dengan luas 40.000 m2 memiliki potensi itu yaitu melalui pemanfaatan luasnya permukaan air waduk untuk pemasangan PLTS secara terapung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan energi listrik IPAL, kapasitas PLTS dan output energinya, penggunaan energi PLTS oleh IPAL, reduksi emisi GRK tak langsung dari pengalihan penggunaan listrik jaringan ke PLTS, dan kelayakan keekonomian pemasangan PLTS terapung. Penelitian ini menggunakan simulasi aplikasi bebas akses Global Solar Atlas untuk mengestimasi output energi PLTS terapung pada luas maksimum waduk yang diperbolehkan oleh regulasi untuk dimanfaatkan. Hasilnya, dapat dipasang PLTS dengan kapasitas 1,36 MWp yang menghasilkan energi rata-rata harian sebesar 4.513 kWh per hari. IPAL S sendiri membutuhkan energi listrik sebesar 17.776 kWh per hari, sehingga seluruh energi PLTS dapat dimanfaatkan oleh IPAL. Pemanfaatan energi dari PLTS selama 25 tahun masa hidupnya menghasilkan potensi reduksi emisi gas rumah kaca dari penggunaan listrik sebesar 22,2%-23,9% dengan beberapa skenario proyeksi faktor emisi.