digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Nasril Azmi
PUBLIC Alice Diniarti

Pembangunan sistem jaringan jalan di Indonesia semakin pesat sejalan pemenuhan kebutuhan dasar untuk menghubungkan mobilitas masyarakat dan perniagaan dengan tempat bekerja, layanan publik dan pasar untuk mengurangi biaya logistik, dan merangsang pertumbuhan industri di Indonesia. Namun saat ini, proyek – proyek pembangunan jalan terutama proyek jalan tol dengan biaya konstruksi yang besar dihadapkan dengan fluktuasi harga bahan bakar sebagai salah satu material utama yang harganya meningkat tajam dalam periode waktu yang singkat. Sebagai contoh, bahan bakar solar industri yang cukup dominan digunakan dalam suatu proyek pembangunan jalan tol, naik signifikan sebesar 61% dari harga Rp.14.550/ltr di Bulan Januari 2022 menjadi Rp. 23.450/ltr di Bulan September 2022. Fluktuasi tersebut cenderung terus meningkat sehingga mempengaruhi proyek-proyek multi-years. Fluktuasi harga yang meningkat tajam tersebut mempengaruhi biaya konstruksi secara signifikan sehingga berpotensi menggerus target profit bahkan dapat merugikan para pihak penyedia jasa konstruksi jalan tol. Kenaikan signifikan tersebut tidak terlihat dari pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Kelompok Bangunan/Konstruksi Indonesia Menurut Kelompok Bangunan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) secara berkala setiap bulannya, sehingga nilai eskalasi tidak mampu melindungi nilai kontrak yang ada. Dampak tersebut perlu dimitigasi dengan menghitung penyesuaian nilai kontrak yang terpengaruh oleh fluktuasi harga bahan bakar.