digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia, dengan posisi geografisnya di Asia Tenggara dan terletak di antara tiga lempeng tektonik utama, sangat rentan terhadap tsunami. Penelitian ini mengestimasi kerusakan dan kerugian ekonomi akibat tsunami di Kecamatan Palabuhanratu dan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Menggunakan kurva kerentanan dan model bahaya tsunami, penelitian ini memberikan estimasi kerusakan bangunan dan evaluasi kesiapsiagaan desa dengan indikator Tsunami Ready dari IOC UNESCO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 8,7 Mw menyebabkan kerusakan signifikan di Kelurahan Palabuhanratu, diikuti oleh Desa Jayanti, Desa Loji, Desa Citepus, dan Desa Cidadap. Skenario 1 menunjukkan tingkat kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan Skenario 2, dengan sebagian besar bangunan satu lantai mengalami kerusakan total pada inundasi lebih dari 4 meter. Secara keseluruhan, kerugian ekonomi langsung terbesar terjadi di Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Jayanti, dengan total kerugian lebih tinggi pada Skenario 1 karena asumsi kerusakan total pada kedalaman inundasi lebih dari 4 meter. Tsunami juga menyebabkan kerugian ekonomi tidak langsung di sektor hotel dan penginapan di Palabuhanratu dan Citepus, mencapai Rp12,5 miliar selama 9 bulan rekonstruksi dan kehilangan pendapatan pajak sebesar Rp1,25 miliar. Tingkat kapasitas desa/kelurahan bervariasi, dengan Desa Citepus, Desa Jayanti, dan Desa Loji memiliki kapasitas tinggi, sementara Desa Cidadap memiliki kapasitas rendah. Pemetaan risiko menunjukkan Palabuhanratu, Jayanti, Loji, dan Citepus berisiko rendah akibat tingginya kapasitas dan Cidadap memiliki risiko sedang akibat rendahnya kapasitas. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam strategi pengurangan risiko tsunami dan perencanaan kebijakan pengelolaan zona pesisir.