digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan pertambangan menyebabkan dampak negatif salah satunya adalah degradasi tanah, sehingga reklamasi lahan pascatambang menjadi penting. Reklamasi pascatambang dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik berupa pupuk tandan kosong (tankos) kelapa sawit pada penanaman serai wangi (Cymbopogin nardus) varietas Sitrona 1 Agribun. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi bahan organik yang tepat untuk meningkatkan hasil biomassa tanaman serai wangi pada lahan pascatambang batu bara. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan berupa kombinasi pupuk organik dalam setiap lubang tanam yaitu perlakuan pertama pupuk tankos 5 kg, perlakuan kedua pupuk kandang 5 kg, dan perlakuan ketiga kombinasi pupuk tankos 2,5 kg dan pupuk kandang 2,5 kg. Teknis budidaya mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) dari BALITRO. Data primer yang dikumpulkan meliputi, berat biomassa segar, kadar air tanaman, nisbah tajuk akar dan analisis sifat fisik tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbaikan kualitas fisik tanah pada parameter bobot isi tanah dan porositas total tanah terbaik pada perlakuan dua yaitu pemberian pupuk kandang dengan nilai bobot isi tanah dan porositas tanah total berturut-turut 1.03 cm³/g dan 61.3%. Sedangkan pada kadar air tanah, tidak berbeda nyata dengan nilai tertinggi pada perlakuan tiga sebesar 37.6%. Kemudian pemberian pupuk tankos berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air akar, dengan perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan tiga yaitu kombinasi pupuk tankos 2,5 kg dengan pupuk kandang 2,5 kg. Sedangkan pemberian pupuk tankos tidak berpengaruh untuk parameter berat segar tanaman, kadar air tanaman, nisbah tajuk akar, dan hasil biomassa kering. Dengan demikian pemberian pupuk tankos dapat menjadi alternatif kombinasi pupuk organik pada lahan pascatambang batu bara.