digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu tahap yang perlu dilakukan untuk memulihkan lahan yang rusak akibat penambangan adalah revegetasi. Di antara tanaman yang berpotensi untuk dijadikan tanaman revegetasi adalah serai wangi (Cymbopogon nardus L.), karena sifatnya adaptif dan bernilai komersial. Kendala utama dalam kegiatan revegetasi adalah kondisi tanah yang tidak subur, sehingga perlu diberikan pupuk organik sebelum penanaman. Alternatif pupuk organik yang dapat digunakan adalah tandan kosong (tankos) kelapa sawit. Tankos kelapa sawit yang telah terdekomposisi mengandung unsur seperti N, P, K, dan Mg yang dapat menambah ketersediaan hara dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pupuk tankos kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil biomassa tanaman serai wangi Sitrona 2 Agribun pada lahan pascatambang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan, yakni pemberian pupuk tankos kelapa sawit 5 kg per lubang tanam, pupuk kotoran sapi 5 kg per lubang tanam, serta kombinasi pupuk tankos kelapa sawit 2,5 kg dan pupuk kotoran sapi 2,5 kg per lubang tanam. Terdapat enam ulangan per perlakuan. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, panjang daun, jumlah anakan, bobot segar, kadar air, nisbah tajuk akar, dan rendemen minyak atsiri serai wangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik ketiga perlakuan mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan panjang daun serai wangi Sitrona 2 Agribun di lahan pascatambang pada pengamatan 6, 8, dan 10 MST serta mempengaruhi bobot segar daun serai wangi. Ketiga perlakuan pupuk organik tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan panjang daun serai wangi Sitrona 2 Agribun di lahan pascatambang pada pengamatan 2 dan 4 MST serta tidak mempengaruhi pertambahan jumlah anakan, bobot segar akar dan batang, kadar air, dan nisbah tajuk akar serai wangi. Tidak dapat diketahui secara akurat pengaruh perlakuan terhadap rendemen minyak atsiri serai wangi