Salah satu tahap yang perlu dilakukan untuk memulihkan lahan yang rusak akibat
penambangan adalah revegetasi. Di antara tanaman yang berpotensi untuk
dijadikan tanaman revegetasi adalah serai wangi (Cymbopogon nardus L.), karena
sifatnya adaptif dan bernilai komersial. Kendala utama dalam kegiatan revegetasi
adalah kondisi tanah yang tidak subur, sehingga perlu diberikan pupuk organik
sebelum penanaman. Alternatif pupuk organik yang dapat digunakan adalah
tandan kosong (tankos) kelapa sawit. Tankos kelapa sawit yang telah
terdekomposisi mengandung unsur seperti N, P, K, dan Mg yang dapat menambah
ketersediaan hara dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perlakuan pupuk tankos kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil
biomassa tanaman serai wangi Sitrona 2 Agribun pada lahan pascatambang.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga
perlakuan, yakni pemberian pupuk tankos kelapa sawit 5 kg per lubang tanam,
pupuk kotoran sapi 5 kg per lubang tanam, serta kombinasi pupuk tankos kelapa
sawit 2,5 kg dan pupuk kotoran sapi 2,5 kg per lubang tanam. Terdapat enam
ulangan per perlakuan. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, panjang
daun, jumlah anakan, bobot segar, kadar air, nisbah tajuk akar, dan rendemen
minyak atsiri serai wangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk
organik ketiga perlakuan mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan
panjang daun serai wangi Sitrona 2 Agribun di lahan pascatambang pada
pengamatan 6, 8, dan 10 MST serta mempengaruhi bobot segar daun serai wangi.
Ketiga perlakuan pupuk organik tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi
tanaman dan panjang daun serai wangi Sitrona 2 Agribun di lahan pascatambang
pada pengamatan 2 dan 4 MST serta tidak mempengaruhi pertambahan jumlah
anakan, bobot segar akar dan batang, kadar air, dan nisbah tajuk akar serai wangi.
Tidak dapat diketahui secara akurat pengaruh perlakuan terhadap rendemen
minyak atsiri serai wangi