Pergerakan putar balik (u-turn) pada bukaan median merupakan kasus yang lebih
kompleks dibandingkan dengan pergerakan pada simpang. Beberapa penelitian
telah membahas fenomena gerakan putar balik untuk mengetahui kinerja bukaan
median putar balik berdasarkan kapasitas menggunakan metode analitis Harder
(1968) dan metode Kyte (1992). Namun, metode analitis ini memiliki keterbatasan,
karena hanya berlaku untuk satu jenis fasilitas dan tidak dapat digunakan untuk
evaluasi kinerja secara operasional. Selain itu, penelitian yang ada belum
membahas pengaruh adanya variasi bentuk bukaan median terhadap kinerja lalu
lintas dari bukaan median. Model mikrosimulasi menggunakan PTV VISSIM
digunakan untuk memodelkan kasus perbedaan bukaan median putar balik lokasi
tinjauan Ir. H. Juanda dan Cikapayang guna mempelajari lebih lanjut pengaruh
bentuk bukaan terhadap kinerja lalu lintas pada kasus putaran balik. Proses kalibrasi
dilakukan pada parameter perilaku berkendara dan aturan prioritas yang kemudian
divalidasikan dengan data karakteristik pengendara di lapangan sehingga sesuai
dengan kondisi lapangan secara visual dan statistik. Luaran model yang ditinjau
berupa waktu merging dan waktu headway, kedua parameter ini digunakan dalam
perhitungan kapasitas putaran balik dengan metode Kyte. Hasil pemodelan
menunjukkan bahwa nilai eror kapasitas model-lapangan lebih kecil dibandingkan
dengan kapasitas analitis-lapangan, sehingga model dapat merepresentasikan
kondisi lapangan dengan baik. Model mikrosimulasi kemudian dikembangkan
dengan skenario perubahan arus konflik dan bentuk putaran balik. Dari
pengembangan tersebut didapatkan hubungan bahwa semakin tinggi arus konflik,
semakin rendah kapasitas putaran balik. Urutan perubahan bentuk putaran balik
pada kondisi lalu lintas eksisting berdasarkan nilai kapasitasnya yaitu bentuk
kanalisasi, bundaran, konvensional (eksisting), serta putaran balik tepi kanan.
Selanjutnya, hubungan antara perubahan arus konflik dan bentuk menunjukkan
bahwa bentuk yang paling efektif untuk arus konflik <2800 kend/jam adalah bentuk
kanalisasi, sedangkan untuk arus konflik >2800 kend/jam bentuk konvensional
(eksisting) memiliki nilai kapasitas yang lebih baik.