digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Iman Faisal Mihardja
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Dalam industri internet yang sedang berkembang, startup dan e-commerce telah muncul sebagai salah satu industri terkemuka di Indonesia. Perusahaan mendapatkan dana melalui beberapa sumber seperti investasi dari Investor, atau investasi khusus dari perusahaan induk. Bagi perusahaan yang menerima investasi hanya dari perusahaan induk, akan mempunyai dinamika yang unik karena adanya hubungan yang erat antara perusahaan induk dan anak serta ketergantungan yang tinggi terhadap perusahaan induk. Dengan adanya disrupsi ekonomi pada tahun 2022, startup dan e-commerce mengalami perlambatan pertumbuhan, bahkan ada yang terpaksa menutup perusahaan. Kepemimpinan dalam perusahaan dapat menjadi faktor dalam menentukan masa depan perusahaan di masa yang tidak menentu ini. Salah satu contohnya adalah JD.id, sebuah e-commerce yang merupakan anak perusahaan dari JD.com, salah satu e-commerce terbesar di China dengan model B2C. JD.id memulai bisnisnya pada tahun 2015 dan berhasil mencapai 10 besar ecommerce di Indonesia. Namun setelah terjadi disrupsi ekonomi, JD.com sebagai perusahaan induk memutuskan untuk menutup JD.id dan memberhentikan seluruh karyawannya. Pada masa disrupsi ekonomi yang terjadi pada perusahaan induk, dinamika kepemimpinan antara JD.com dan JD.id bergeser mengakibatkan perubahan arah pada anak perusahaan berdasarkan keputusan perusahaan induk. Dengan perubahan arah yang tiba-tiba ini, para pemimpin lokal dituntut untuk dapat menjaga kinerja perusahaan di saat mereka juga harus kehilangan kewenangan di dalam perusahaan. Akibatnya, pemimpin lokal di JD.id mengalami tekanan dan terpaksa mengubah gaya kepemimpinannya. Setiap pemimpin di JD.id mengalami perubahan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda karena gaya kepemimpinan dipengaruhi baik oleh individu maupun tim yang terkena dampak gangguan ekonomi. iv Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh gaya kepemimpinan di JD.id sebagai anak perusahaan pada saat disrupsi ekonomi pada perusahaan induk serta mengamati perubahan gaya kepemimpinan setelah adanya pengurangan modal investasi di JD.id. Melalui analisis yang dilakukan, penelitian ini juga memberikan pembelajaran yang dapat dipetik bagi perusahaan e-commerce lain yang bertindak sebagai anak perusahaan. Untuk melakukan analisis, 2 BOD dan 9 manajer dari JD.id diwawancarai dengan 12 pertanyaan yang berfokus untuk mengeksplorasi kondisi dan gaya kepemimpinan perusahaan induk dan perusahaan anak sebelum dan selama gangguan ekonomi. Hasil penelitian menjelaskan JD.com dan JD.id memiliki jenis Ballast business pada matriks parent-child fit yang artinya kedua perusahaan tersebut berada dalam industri yang sama sehingga tidak ada peluang bagi induk untuk menambah nilai. Dalam masa disrupsi ekonomi, gaya kepemimpinan perusahaan induk mulai beralih ke kepemimpinan situasional di mana perusahaan induk mulai menjadi diktator terhadap perusahaan anak. Divisi yang paling terkena dampak perubahan arah secara tiba-tiba dan campur tangan perusahaan induk adalah divisi Komersial. Dikarenakan interaksi langsung divisi ini dengan anggaran dan promosi, maka ketika investor tidak lagi percaya diri untuk menyuntikkan lebih banyak dana ke perusahaan, divisi komersial tidak lagi dapat bekerja dengan baik. Hal ini berdampak pada perubahan gaya kepemimpinan pemimpin lokal, dimana sebagian besar dari mereka berubah menjadi kepemimpinan adaptif dan sebagian dari mereka kehilangan gaya kepemimpinan karena adanya campur tangan orang tua dalam sebagian besar keputusan mereka. Untuk menghindari kasus serupa terjadi pada perusahaan e-commerce dengan bentuk parent-child lainnya, akan lebih baik jika kedua perusahaan memiliki strategi yang jelas dalam menjalankan bisnis di negara yang berbeda, perusahaan induk perlu memberikan kelonggaran dalam mengambil keputusan untuk perusahaan anak mereka, dan memberikan lebih banyak pelatihan bagi para pemimpin untuk menghadapi kondisi tertentu yang tidak terduga dalam menjalankan bisnis.