digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Cyndara Erganikasalist Kautsar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Fasilitas pejalan kaki merupakan salah satu hal yang penting untuk mendukung dan mengimplementasikan pengembangan sistem transportasi berkelanjutan atau sering disebut dengan sustainable transportation. Dengan menerapkan konsep walkability, para pejalan kaki dapat berjalan kaki dengan nyaman, aman, dan mudah. Fasilitas pejalan kaki tidak luput dari persepsi pejalan kaki yang dirasakan saat berjalan kaki di jalur pejalan kaki. Maka dari itu, diperlukan penilaian terkait kondisi dan fasilitas jalur agar mewujudkan suatu kawasan yang ramah pejalan kaki (pedestrian friendly). Penelitian ini membahas mengenai evaluasi fasilitas pejalan kaki di kawasan pendidikan, yaitu ITB Kampus Ganesha, dimana jalur pejalan kaki merupakan jalur utama yang digunakan di lokasi tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi maka akan diberikan rekomendasi berupa desain fasilitas pejalan kaki yang mengacu pada Permen PUPR No.7 Tahun 2023 dan Masterplan ITB Kampus Ganesha. Evaluasi fasilitas pejalan kaki dilakukan dengan 2 metode, yaitu evaluasi penilaian Indeks Kelayakan Berjalan (IKB) untuk mengevaluasi kondisi dan fasilitas pejalan kaki serta evaluasi metode Walking Effort melalui persamaan Equivalent Walking Distance untuk mengevaluasi usaha yang dibutuhkan pejalan kaki untuk mencapai titik tujuan. Penilaian IKB digunakan dengan menggunakan indikator penilaian yang terdapat pada Permen PUPR No.5 Tahun 2023. Sementara itu, indikator penilaian untuk mengetahui usaha pejalan kaki, yaitu jarak tempuh, titik konflik, jumlah anak tangga, waktu berjalan, dan waktu tunggu. Hasil analisis untuk perhitungan skor IKB didapatkan skor di atas 65 atau termasuk dengan kategori “Cukup Baik” di setiap rute pengamatannya. Sementara itu, hasil analisis usaha yang dikeluarkan didapatkan sebesar lebih dari 20% penambahan jarak rata-rata dari jarak aktual. Penilaian usaha ini juga dianalisis menggunakan persepsi pejalan kaki terhadap jarak rute berjalan, dan didapat hasil yaitu jarak berjalan kaki masih dapat diterima, Adapun rekomendasi yang diberikan untuk setiap rute pengamatan didominasi oleh parameter infrastruktur untuk pejalan kaki berkebutuhan khusus, penambahan fasilitas pendukung, seperti peneduh yang menerus, pemberi informasi, serta lampu penerangan, dan parameter kondisi dan kualitas jalur pejalan kaki. Hal ini tentunya dapat disandingkan dengan rekomendasi yang diberikan pada Masterplan ITB Kampus Ganesha, sehingga hasil desain perbaikan fasilitas pejalan kaki merupakan hasil final yang dapat diberikan sebagai rekomendasi perbaikan fasilitas pejalan kaki di kawasan ITB Kampus Ganesha.