Lapangan Tiaka,merupakan lapangan dengan reservoir batugamping klastik,
dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi. Dengan nilai recovery
factor kurang dari 10%, performa reservoir pada Lapangan Tiaka menunjukkan
produksi minyak yang rendah dibandingkan dengan jumlah minyak yang tersimpan
(Initial Hydrocarbon In-Place). Properti reservoir yang kurang baik dan
heterogenitas tinggi pada batugamping diduga menjadi penyebabnya. Porositas
rata-rata per sumur adalah 9,5%, sementara permeabilitas berkisar antara 0.001 –
300 mD. Adanya rentang perbedaan nilai permeabilitas yang cukup tinggi
mengindikasikan faktor pembentuk properti reservoir pada Lapangan Tiaka yang
beragam. Lokasi lapangan ini berada di zona tumbukan antara Australia dan
Sulawesi, menghasilkan foreland basin dan seri imbrikasi struktur sesar naik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor geologi yang mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan properti reservoir batugamping, menganalisis
pengaruhnya, dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor pengontrol yang ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis struktur geologi,
analisis batuan inti dan analisis data sumur. Analisis struktur geologi dilakukan
dengan metode rekonstruksi palinspatik untuk mengetahui geometri struktur
Lapangan Tiaka, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan rekahan untuk
mengetahui jumlah populasi rekahan di area Lapangan Tiaka. Metode selanjutnya
adalah analisis batuan inti. Pada metode ini dilakukan analisis megaskopis pada
batuan inti untuk mengetahui fitur-fitur sedimentasi pada batuan dan litofasiesnya,
dilanjutkan dengan deskripsi mikroskopis untuk mengetahui mikrofasies dan
dilakukan analisis diagenesis terhadap sampel petrografi. Metode terakhir adalah
analisis data sumur. Analisis ini dilakukan untuk mengkorelasikan hasil analisis
batuan inti ke sumur yang tidak memiliki data sampel batuan inti, yang nantinya
dapat dibuat model lingkungan pengendapan di seluruh Lapangan Tiaka.
Hasil dari penelitian ini adalah, berdasarkan rekonstruksi palinspatik, Lapangan
Tiaka memiliki geometri struktur fault propagation-fold dengan hasil total
shortening sebesar 26% dari kondisi normal, dan berdasarkan rekonstruksi
balancing section ini didapatkan hasil yang seimbang atau balanced section dengan
nilai korelasi depth to detachment sebesar 0,9847. Analisis batuan inti juga
menghasilkan 12 litofasies yaitu Foraminifera Packstone, Coral Packstone-
Wackestone, Coral Framestone, Coral Wackestone, Skeletal Packstone, Dolomitic
Skeletal Wackestone, Coral Floatstone, Skeletal Wackestone, Organic Shale,
Skeletal Wackestone-Mudstone, Dolomitic Packstone dan Batubara. Dari
keduabelas litofasies ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga asosiasi fasies atau
lingkungan pengendapan, yaitu platform interior, endapan estuarin, dan platform
margin. Proses diagenesis berperan dalam menambah atau mengurangi porositas.
Proses diagenesis yang dapat diidentifikasi melalui analisis sayatan tipis adalah
mikritisasi, pelarutan, rekristalisasi, sementasi, kompaksi, dan dolomitisasi. Prosesproses
diagenesis ini terjadi pada lingkungan diagenesis marine, meteoric, dan
burial.
Faktor-faktor pembentuk properti di Lapangan Tiaka terbukti saling berhubungan,
mulai dari pengendapan hingga tektonik. Pengendapan batuan karbonat Formasi
Tomori menghasilkan litofasies yang berfungsi sebagai storage pada reservoir.
Proses diagenesis mempengaruhi kualitas reservoir, baik dalam meningkatkan
porositas melalui pelarutan dan dolomitisasi, maupun menurunkan porositas
melalui pembebanan dan pengisian rekahan. Proses tektonik berperan dalam
pembentukan struktur fault-propagation fold yang menjadi jebakan hidrokarbon
dan menyebabkan berkembangnya rekahan terbuka.