digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Tiaka,merupakan lapangan dengan reservoir batugamping klastik, dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi. Dengan nilai recovery factor kurang dari 10%, performa reservoir pada Lapangan Tiaka menunjukkan produksi minyak yang rendah dibandingkan dengan jumlah minyak yang tersimpan (Initial Hydrocarbon In-Place). Properti reservoir yang kurang baik dan heterogenitas tinggi pada batugamping diduga menjadi penyebabnya. Porositas rata-rata per sumur adalah 9,5%, sementara permeabilitas berkisar antara 0.001 – 300 mD. Adanya rentang perbedaan nilai permeabilitas yang cukup tinggi mengindikasikan faktor pembentuk properti reservoir pada Lapangan Tiaka yang beragam. Lokasi lapangan ini berada di zona tumbukan antara Australia dan Sulawesi, menghasilkan foreland basin dan seri imbrikasi struktur sesar naik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor geologi yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan properti reservoir batugamping, menganalisis pengaruhnya, dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor pengontrol yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis struktur geologi, analisis batuan inti dan analisis data sumur. Analisis struktur geologi dilakukan dengan metode rekonstruksi palinspatik untuk mengetahui geometri struktur Lapangan Tiaka, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan rekahan untuk mengetahui jumlah populasi rekahan di area Lapangan Tiaka. Metode selanjutnya adalah analisis batuan inti. Pada metode ini dilakukan analisis megaskopis pada batuan inti untuk mengetahui fitur-fitur sedimentasi pada batuan dan litofasiesnya, dilanjutkan dengan deskripsi mikroskopis untuk mengetahui mikrofasies dan dilakukan analisis diagenesis terhadap sampel petrografi. Metode terakhir adalah analisis data sumur. Analisis ini dilakukan untuk mengkorelasikan hasil analisis batuan inti ke sumur yang tidak memiliki data sampel batuan inti, yang nantinya dapat dibuat model lingkungan pengendapan di seluruh Lapangan Tiaka. Hasil dari penelitian ini adalah, berdasarkan rekonstruksi palinspatik, Lapangan Tiaka memiliki geometri struktur fault propagation-fold dengan hasil total shortening sebesar 26% dari kondisi normal, dan berdasarkan rekonstruksi balancing section ini didapatkan hasil yang seimbang atau balanced section dengan nilai korelasi depth to detachment sebesar 0,9847. Analisis batuan inti juga menghasilkan 12 litofasies yaitu Foraminifera Packstone, Coral Packstone- Wackestone, Coral Framestone, Coral Wackestone, Skeletal Packstone, Dolomitic Skeletal Wackestone, Coral Floatstone, Skeletal Wackestone, Organic Shale, Skeletal Wackestone-Mudstone, Dolomitic Packstone dan Batubara. Dari keduabelas litofasies ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga asosiasi fasies atau lingkungan pengendapan, yaitu platform interior, endapan estuarin, dan platform margin. Proses diagenesis berperan dalam menambah atau mengurangi porositas. Proses diagenesis yang dapat diidentifikasi melalui analisis sayatan tipis adalah mikritisasi, pelarutan, rekristalisasi, sementasi, kompaksi, dan dolomitisasi. Prosesproses diagenesis ini terjadi pada lingkungan diagenesis marine, meteoric, dan burial. Faktor-faktor pembentuk properti di Lapangan Tiaka terbukti saling berhubungan, mulai dari pengendapan hingga tektonik. Pengendapan batuan karbonat Formasi Tomori menghasilkan litofasies yang berfungsi sebagai storage pada reservoir. Proses diagenesis mempengaruhi kualitas reservoir, baik dalam meningkatkan porositas melalui pelarutan dan dolomitisasi, maupun menurunkan porositas melalui pembebanan dan pengisian rekahan. Proses tektonik berperan dalam pembentukan struktur fault-propagation fold yang menjadi jebakan hidrokarbon dan menyebabkan berkembangnya rekahan terbuka.