Pencemaran air terus meningkat seiring bertambahnya kegiatan industri yang dilakukan
oleh manusia. Salah satu usaha mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran
air adalah usaha pengolahan air limbah. Adsorpsi merupakan salah satu opsi pengolahan
air limbah yang sering digunakan pada pengolahan air limbah. Restiawaty dkk (2021)
sudah melakukan adsorpsi dengan nanokomposit montmorillonit-karbon aktif-alginat
untuk memisahkan kontaminan GE dan MCPD pada RBDPO. Percobaan ini akan
mengujikan adsorben dengan bahan baku yang sama untuk memisahkan senyawa organik
berupa methylene blue dan rhodamine B dari air limbah. Penelitian ini dilakukan untuk
mencari tahu komposisi montmorillonit, karbon aktif, dan alginat dengan efisiensi
adsorpsi terbaik serta karakteristik dari adsorben yang akan digunakan. Penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel terhadap kinerja adsorpsi
adsorben dengan menggunakan metode partaian dan kontinu. Melalui percobaan dengan
model partaian menunjukkan bawah adsorben dengan perbandingan MMT:KA:Alginat
sebanyak 1:1:1 merupakan variasi dengan efisiensi terbaik pada durasi adsorpsi selama
120 menit. Adsorpsi pada larutan limbah Methylene Blue 248 mg/L menghasilkan persen
removal hingga 82% sementara adsorpsi pada larutan limbah Rhodamine B 213 mg/L
menghasilkan persen removal hingga 58%. Adsorben dengan 3 penyusun utama berupa
karbon, oksigen, dan kalsium ini memiliki ukuran pori rata-rata sebesar 2.997 dengan
kuat tekan sebesar 4.31 N/mm2
. Sementara dengan metode kontinu menunjukkan bahwa
laju alir memiliki pengaruh pada persen removal limbah dengan laju alir paling kecil (22
mL/detik) memiliki hasil adsorpsi yang paling baik. Kondisi optimum adsorpsi terjadi
pada tinggi kolom tertinggi (1.5 cm) dengan waktu breakthrough (4.94 menit) dan waktu
jenuh (230 menit) yang paling lama pula. Nanokomposit MMT-NA-Alginat memiliki
waktu breakthrough dan waktu jenuh yang menyerupai adsorben serupa, tetapi qmax
masih lebih kecil.