digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 7 Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Muhammad Zainal Ibad
PUBLIC Yoninur Almira

Penelitian ini mengkaji interaksi antara organisasi-mandiri (self-organization) dan intervensi perencanaan dalam konteks sistem transportasi megaregion Pantai Utara Jawa, dengan fokus khusus pada fenomena migrasi sirkuler. Megaregion Pantai Utara Jawa merupakan kawasan perkotaan yang terhubung oleh jaringan infrastruktur seperti jalur pantura dan jalan tol transjawa, yang mencakup wilayah dari Merak hingga Banyuwangi. Studi ini bertujuan untuk memahami bagaimana pola organisasi-mandiri (self-organization) yang diharapkan (desirable) dan tidak diharapkan (undesirable) muncul dalam sistem transportasi migrasi sirkuler, serta bagaimana intervensi perencanaan multi-level dapat mempengaruhi dinamika tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa megaregion perlu dilihat sebagai sistem kompleks dan dinamis yang memerlukan pendekatan perencanaan yang adaptif dan multilevel. Pendekatan tradisional yang menganggap perkotaan sebagai sistem tertutup dan statis terbukti tidak memadai dalam menghadapi tantangan sosiospasial yang hiperkompleks dari megaregion. Melalui konsep organisasi mandiri (self-organization), penelitian ini mengidentifikasi pola-pola yang diharapkan (desirable) dan tidak diharapkan (undesirable) dalam kinerja transportasi migrasi sirkuler. Selain itu, interaksi antara organisasi mandiri dan intervensi perencanaan juga dieksplorasi untuk memahami bagaimana pendekatan perencanaan dapat merespons dinamika perubahan yang terjadi. Dinamika ini diperkuat oleh struktur multi-level pemerintahan (multi-level governance) yang sering kali tidak terkoordinasi dengan baik, menyebabkan tantangan dalam pengelolaan transportasi. Temuan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dan tingkat pemerintahan untuk mengelola dinamika perkotaan yang kompleks.